Demo di Denpasar
138 Pengunjuk Rasa Diamankan, Pasca Aksi Demo Rusuh di Bali, Koster Sayangkan Pendemo Anarkis!
Namun, meskipun ditiadakan warga tetap banyak yang melakukan kegiatan olahraga pagi di seputaran Lapangan Niti Mandala Renon.
TRIBUN-BALI.COM – Massa anarkis menggelar aksi di Renon Denpasar sejak Sabtu (30/8) sore baru benar-benar membubarkan diri pada Minggu (31/8) sekira pukul 05.00 WITA.
“Tadi massa anarkis baru benar-benar bisa kita bubarkan pukul 05.00 pagi. Pukul mundur ke arah selatan lapangan,” ujar salah seorang anggota Samapta Polda Bali yang enggan disebut namanya ini saat ditemui di depan Kantor DPRD Bali, kemarin.
Pantauan Tribun Bali di lokasi satu unit mobil Raisa dan dua unit mobil water canon serta puluhan anggota Samapta meninggalkan Kantor DPRD Bali sekitar pukul 08.10 WITA. Sedangkan Car Free Day (CFD) ditiadakan.
Namun, meskipun ditiadakan warga tetap banyak yang melakukan kegiatan olahraga pagi di seputaran Lapangan Niti Mandala Renon.
Baca juga: TEWAS Saat Nunas Tirta Menuju Puncak Gunung Agung, Jro Mangku Jatiasa Meninggal Dunia
Baca juga: BREAKING NEWS! Mobil Rombongan Pamedek Jatuh ke Jurang di Jalur Bukit Jambul, 9 Orang Luka-Luka

Sebelumnya berhasil dipukul mundur dengan water canon dan tembakan gas air mata petugas dari Mapolda Bali, massa aksi bergeser ke depan Kantor DPRD Bali.
Aksi anarkis membakar dua unit mobil polisi dan mereka sempat menjarah perlengkapan anggota Samapta di dalam mobil logistik polisi.
Gubernur Bali, Wayan Koster menyebutkan peserta demonstrasi anarkis didatangkan dari luar Bali. Hal itu diungkapkan saat menggelar ramah tamah menyikapi demo, di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Minggu (31/8). “Kenyataannya begitu ditemukan. Yang anarkis didatangkan dari luar,” kata Koster.
Pihaknya mengaku menyikapi hal ini karena demo tersebut sudah mengarah ke hal yang anarkis. “Kami sikapi agar Bali aman dan kondusif demi keberlangsungan kehidupan pariwisata dan perekonomian masyarakat Bali,” paparnya.
Koster pun menyebut jika dari pihak kemanan tidak melakukan kekerasan, dan mereka hanya menjaga wilayah dan perkantoran dari para demonstran yang anarkis. Terkait peserta demo ada yang diamankan, Koster mengatakan saat ini masih dimintai keterangan dan diperiksa.
“Kalau tidak melanggar dibebaskan. Yang melanggar hukum, diproses secara hukum agar menjadi pendidikan baik bagi masyarakat. Kalau tidak ada pelanggaran apa-apa, tidak akan diproses,” ujarnya.
Koster berharap tidak ada demo lagi, karena demo pada Sabtu kemarin menurutnya sudah cukup. Ia juga menyebut, aparat kepolisan, TNI, dan jajarannya bertugas sampai pagi hari.
“Saya berkeliling sampai setengah 2, keliling di lapangan. Saya melihat apa yang dilakukan petugas humanis, tidak terpancing provokasi dan bentuk lainnya,” imbuhnya.
Koster berharap tidak ada aksi anarkis sampai melakukan pembakaran gedung dan fasilitas umum. Baginya hal itu tidak lazin karena Bali merupakan daerah pariwisata. “Saya tahu karakter orang Bali tidak ada yang begitu karena hidup dari pariwisata,” ungkapnya.
Sementara itu, sebanyak 138 orang pengunjuk rasa diamankan aparat kepolisian Polda Bali. “Dari demo yang berlangsung pukul 11.00 Wita hingga subuh sekitar pukul 05.00 Wita di depan gedung DPRD Renon Denpasar, dari kejadian tersebut Polda Bali mengamankan 138 orang,” kata Kepala Bidang Humas Polda Bali Kombes Pol Ariasandy di Denpasar, pada Minggu (31/8).
Kombes Sandy menjelaskan, 138 pendemo tersebut diamankan karena dianggap membahayakan saat aksi demo berlangsung. “Dari hasil investigasi Kepolisian mayoritas yang diamankan adalah warga pendatang luar Bali,” kata dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.