Demo di Bali
SIMULASI Demo di Polres Gianyar&Buleleng, Simulasi Pengendalian Massa, Tingkatkan Kemampuan Personel
Dalam pelaksanaan simulasi, seluruh personel dituntut sigap menempati posisinya masing-masing sesuai dengan SOP pengamanan.
TRIBUN-BALI.COM - Polres Gianyar melaksanakan Simulasi Sistem Pengamanan Markas Komando (Sispam Mako) pada Jumat (19/9) di Mako Polres Gianyar.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kapolres Gianyar AKBP Chandra C. Kesuma, dan diikuti oleh para pejabat utama, personel Dalmas awal maupun lanjutan, serta perwakilan anggota Polsek jajaran.
Simulasi berlangsung dengan skenario adanya aksi massa yang tidak puas terhadap penanganan kasus pidana hingga melakukan unjuk rasa di depan Polres Gianyar.
Dalam pelaksanaan simulasi, seluruh personel dituntut sigap menempati posisinya masing-masing sesuai dengan SOP pengamanan.
Banyak pihak yang menduga bahwa simulasi ini sebagai respon terhadap perubahan 'tradisi' demo saat ini, yang anarkis terhadap gedung-gedung pemerintah.
Baca juga: Polres Kawasan Bandara Ngurah Rai Gelar Persembahyangan Tumpek Landep
Baca juga: Pasca Banjir Parah di Bali, Profesor Putu Anom Minta Moratorium Pembangunan Akomodasi Pariwisata
Demontrasi saat ini tidak hanya bersuara lantang. Namun dilakukan juga dengan melakukan penjarahan, perusakan dan sebagainya.
Terlebih lagi aksi demonstrasi yang berlangsung beberapa pekan lalu yang terjadi di beberapa daerah Indonesia, telah menginspirasi demonstrasi di negara lain, seperti Nepal yang mampu menumbangkan pemerintahan.
Pantauan Tribun Bali, kegiatan simulasi tersebut berlangsung sangat serius. Tidak seperti pada umumnya, yang hanya digelar di lapangan Mapolres. Namun kali ini, simulasi sampai menutup jalan utama simpang Taman Kota Gianyar.
Kapolres Gianyar AKBP Chandra C. Kesuma, mengapresiasi jalannya kegiatan. "Simulasi Sispam Mako ini bukan sekadar latihan rutin, tetapi sebuah kebutuhan untuk menguji sistem, prosedur, serta kecepatan personel dalam merespons setiap eskalasi yang terjadi. Kesiapsiagaan adalah kunci utama agar markas komando tetap aman dan kondusif," tegas Kapolres Gianyar.
Lebih lanjut, Kapolres menekankan bahwa seluruh anggota harus memahami peran dan fungsinya masing-masing dalam situasi darurat. "Saya berharap dengan adanya latihan ini, setiap personel benar-benar menguasai tugasnya, sehingga ketika menghadapi situasi nyata, dapat bertindak profesional, humanis, dan sesuai aturan yang berlaku," imbuhnya.
Kegiatan simulasi ini juga menjadi pengingat bahwa potensi ancaman terhadap keamanan Mako bisa terjadi kapan saja, sehingga kewaspadaan harus terus ditingkatkan. "Profesionalisme dan disiplin adalah hal yang tidak bisa ditawar. Polres Gianyar harus selalu siap menjaga stabilitas keamanan, baik di lingkungan Mako maupun di wilayah hukum secara umum," pungkas Kapolres Gianyar. (weg)
Gelar Simulasi Pengendalian Massa Demo
Markas komando (Mako) Polres Buleleng diserbu puluhan pendemo, Jumat (19/9). Para pendemo bertindak anarkis dengan melakukan pelemparan ranting pohon hingga plastik berisi air.
Awalnya, dua perwakilan pendemo mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Buleleng. Mereka menuntut transparansi penyidikan, namun tidak mau diajak negosiasi secara damai oleh polisi yang berjaga. Justru, keduanya membuat keonaran dengan pemukulan anggota polisi.
Tak sampai situ, keduanya memanggil massa yang sudah menunggu di luar kantor Polres. Masa pun segera datang membawa spanduk ketidakpuasan. Situasi kian memanas, disusul bunyi alarm stelling.
Ratusan anggota pengendalian massa (Dalmas) segera bergerak. Pintu masuk polres ditutup, kemudian anggota Dalmas dengan tameng huru hara membentuk barisan. Aksi pelemparan tak dapat dihindarkan. Pendemo menggunakan ranting hingga plastik berisi air untuk dilempar ke arah polisi. Bahkan sempat ada aksi pembakaran kardus.
Pihak kepolisian sudah mengingatkan agar penyampaian aspirasi dilakukan secara baik. Namun pendemo enggan menurut. Karena situasi semakin tidak kondusif, pihak kepolisian pun menurunkan Armoured Water Cannon (AWC) untuk mengurai massa.
Diketahui, seluruh skenario aksi demo tersebut merupakan simulasi penanganan situasi krisis, khususnya kerusuhan atau demo anarkis yang menyasar kantor Polres Buleleng.
Kapolres Buleleng, AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi mengungkapkan, tujuan simulasi ini untuk meningkatkan kemampuan anggota Polres Buleleng dalam penanganan pengendalian massa. Dengan demikian anggota tahu peran-perannya, serta sarana prasarana apa saja yang dipersiapkan.
"Ketika ada alarm stelling, anggota tahu di mana mereka harus berdiri dan apa yang harus dilakukan. Tadi sudah kita lihat bersama tahapan-tahapannya, termasuk bahwa situasi kita anggap anarkis, bagaimana penanganannya dan di sana juga kita tampilkan bagaimana mengurangi risiko, baik anggota kita yang bertugas maupun masyarakat yang melaksanakan demo," jelasnya.
Tak hanya itu, anggota dilatih bagaimana cara mengendalikan massa, mengimbau, humanis, namun tetap tegas. Pada simulasi ini, pihaknya juga ingin melatih keterampilan-keterampilan menggunakan tameng, tongkat, gas air mata, AWC.
"Harapannya anggota kita lebih terampil lagi, lebih profesional, sehingga dapat melayani masyarakat dengan optimal," ujarnya.
Dikatakan pula, latihan hari ini akan dievaluasi kembali. Sebab situasi demonstrasi secara nyata tidak akan monoton, namun dinamis.
"Nanti ke depannya juga akan kita lakukan secara continue latihan-latihan ini agar anggota lebih terampil lagi, lebih meningkat lagi kemampuannya. Walau demikian kesiapan anggota tadi sudah sangat siap," ucapnya. (mer)
Simulasikan Tiga Skenario
Sementara Kabag OPS Polres Buleleng, Kompol Made Agus Dwi Wirawan mengatakan, ada ratusan personel yang terlibat dalam simulasi ini. Khususnya anggota Dalmas, total yang dikerahkan sebanyak ratusan personel. "Dalmas awal ada 36 personel, dalmas akhir ada 117 personel," sebutnya.
Diungkapkan pula, pada latihan ini pihaknya mensimulasikan tiga skenario. Untuk skenario pertama dan kedua berlangsung pada Jumat (19/9).
Skenario pertama dan kedua lokasinya di Mako Polres Buleleng. Meliputi pengamanan Mako apabila ada unjuk rasa damai ke Polres Buleleng. Namun dalam bentuk soft, artinya pendemo mau diajak negoisasi bertemu Kapolres.
"Skenario kedua, masa anarkis menuntut transparansi penyidikan, tapi mereka tidak mau diajak negoisasi. Langsung membuat keonaran dengan menyerang. Skenarionya ada pelemparan, hingga penyemprotan dengan AWC," katanya.
Latihan selanjutnya dijadwalkan berlangsung pada Selasa (23/9) berupa Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota). Skenarionya masyarakat mendatangi salah satu institusi, di ruas jalan Dewi Sartika, Singaraja. (mer)
| Kasus Intimidasi Jurnalis di Bali dalam Peliputan Aksi Demo, Kapolda Sampaikan Permohonan Maaf |
|
|---|
| 4 Tersangka Anak di Bawah Umur,14 Tersangka Unjuk Rasa Anarkis di Bali Komunikasi Via Grup Telegram |
|
|---|
| 14 Orang Ditetapkan Sebagai Tersangka Saat Aksi Demo Anarkis di Bali, Komunikasi Lewat Grup Telegram |
|
|---|
| Kasus Intimidasi Jurnalis di Bali, Kapolda: Kami Tidak Pernah Tahu, Semua Sama |
|
|---|
| MenHAM Minta Kapolda Hadirkan Keadilan Proses Hukum, Natalius Soroti Kasus Kerusuhan Demo di Bali |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.