Berita Bali
Desa Adat Dapat Gunakan Blockchain Untuk Pengelolaan Sampah, Ini Mekanismenya
Desa Adat Dapat Gunakan Blockchain Untuk Pengelolaan Sampah, Ini Mekanismenya
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Aloisius H Manggol
Program Serumpun ini akan berkolaborasi dengan tiga negara. “Jadi dari teman-teman di sana mungkin belum memiliki teknologinya, kami punya teknologinya, tetapi dari sisi kontennya mungkin kita yang masih perlu harus belajar,” pungkasnya.
BBS 2025 lahir dari kesadaran bahwa Indonesia membutuhkan fondasi digital yang dapat dipercaya. Di tengah pesatnya arus digitalisasi, blockchain hadir membawa harapan: data yang lebih aman, proses yang lebih efisien, serta sistem yang lebih transparan. Dengan semangat itu, summit ini tidak hanya berbicara tentang teknologi, tetapi juga tentang masa depan bersama yang inklusif dan berkelanjutan.
Selain menjadi forum diskusi, kehadiran sponsor dan mitra juga punya peran penting. Partisipasi mereka bukan hanya soal eksposur, tapi juga sebuah pemyataan komitmen: bahwa mereka ikut serta membangun kepercayaan digital Indonesia dan mendorong transformasi yang berdampak nyata bagi masyarakat.
Dengan dukungan Pemerintah Kota Denpasar, BKRAF Denpasar, dan berbagai pemangky kepentingan blockchain di Indonesia, Bali Blockchain Summit 2025 diharapkan bukan hanya menjadi pertemuan teknologi, melainkan juga sebuah gerakan menuju ekosistem digital yang lebih aman, terbuka, dan berpihak pada keberlanjutan.
Dari 229 Hotel di Bali, Belum Ada yang Masuk Kategori Taat Lingkungan |
![]() |
---|
UANG Makan ASN Tak Dianggarkan Sejak 2021, Kepala BPKAD Bali Sebut Pemprov Bali Tetap Berikan TPP |
![]() |
---|
MIRIS! Akses Jalan Keluar-Masuk Ditutup GWK, Warga Harus Pinjam Lahan Orang |
![]() |
---|
Diduga Alami Depresi, WNA Asal Jepang Diamankan Petugas di Bandara Ngurah Rai |
![]() |
---|
Habiskan Budget Hingga Rp 5 Miliar, Patung The Octopus Queen Diresmikan di Nusa Penida |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.