Berita Bali

Gerindra Bali Berduka, Ray Yusha Berpulang, Sempat Hendak Mencalonkan Diri Jadi Bupati Buleleng 2007

jenazah Jro Ray Yusha masih berada di rumah sakit, dan rencananya akan disemayamkan di kampung halamannya

istimewa
Salah satu anggota DPRD Provinsi Bali dari Fraksi Gerindra, Jro Nyoman Ray Yusha berpulang pada Sabtu 4 Oktober 2025. Anggota Dewan Bali Jro Nyoman Ray Yusha Berpulang, Dikenal Sebagai Sosok Yang Bersemangat Dan Aktif 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - DPD Gerindra Bali berduka atas berpulangnya salah satu kadernya, Jro Nyoman Ray Yusha.

Ray Yusha yang juga anggota DPRD Bali ini disebut sebagai sosok kader yang penuh semangat.

Hal itu diungkapkan Ketua DPD Gerindra Bali, Made Muliawan Arya alias De Gadjah, Minggu 5 Oktober 2025.

De Gadjah pun mengungkapkan duka citanya atas kepergian almarhum. 

Baca juga: Anggota Dewan Bali Jro Nyoman Ray Yusha Berpulang, Dikenal Sebagai Sosok Yang Bersemangat Dan Aktif

Ia menilai almarhum merupakan sosok kader Gerindra yang semangat dan menghargai yang lebih muda.

"Kami berduka yang mendalam kehilangan sosok kader yang semangat dan sangat menghargai yang lebih muda walaupun beliau banyak pengalaman," kenangnya.

Ray Yusha tutup usia pada Sabtu 4 Oktober 2025 sore, di RSUP Prof Ngoerah Denpasar.

Ketua DPC Partai Gerindra Buleleng, Gede Harja Astawa mengatakan, Jro Ray Yusha sempat menjalani perawatan sejak Rabu 1 Oktober 2025 di RSUP Prof Ngoerah. 

Pihak keluarga kemudian mengabarkan jika anggota DPRD Bali itu telah meninggal dunia di usia 72 tahun.

"Saya dapat kabar Sabtu sore bahwa beliau telah meninggal dunia. Saya dapat informasi itu dari keluarganya langsung," kata Harja.

Menurut informasi, Ray Yusha meninggal dunia karena luka lambung. 

Hingga berita ini ditulis, jenazah Jro Ray Yusha masih berada di rumah sakit, dan rencananya akan disemayamkan di kampung halamannya, di Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.

Harja menyebut, seminggu yang lalu sejatinya almarhum masih tampak sehat. 

Bahkan terlihat sangat bersemangat saat mengikuti agenda rapat di DPRD Bali. Kabar duka ini praktis membuat Harja terkejut.

"Seminggu yang lalu masih ikut rapat. Masih kencang suaranya. Saya agak syok juga, dan masih tidak percaya kalau beliau sudah meninggal dunia. Kabar duka ini juga sudah saya sampaikan ke Ketua DPD Pak De Gadjah, serta Pak Gubernur," terang Harja.

Di mata Harja, Ray Yusha merupakan sosok yang penuh semangat dan ulet, sehingga menjadi panutan bagi para junior baik di partai maupun di DPRD.

Harja mengaku, pertama kali bertemu dengan pria kelahiran Singaraja, 6 Oktober 1953 itu pada tahun 2007 lalu, saat Ray Yusha hendak mencalonkan diri sebagai Bupati Buleleng

Saat itu Harja ditunjuk menjadi tim hukumnya.

"Beliau selalu turun ke lapangan untuk memastikan dan menyelesaikan persoalan yang ada. Semangatnya sangat kencang," jelas Harja.

Lebih lanjut, Harja menyebut Perda tentang Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) menjadi produk terakhir almarhum Jro Ray Yusha. 

Perda ini dibuat atas keinginan almarhum sendiri, dan akan disahkan dalam waktu dekat.

"Dia menyampaikan Perda RPPLH yang dibuat ini harus berkualitas, tidak boleh asal-asalan. Perda ini akan menjadi karya terakhir beliau, yang sangat luar biasa. Beliau tidak mau berdiam diri walaupun sudah lanjut usia. Sehingga itu menjadi motivasi kami yang muda-muda ini. Kepergian beliau membuat kami sangat kehilangan," tandasnya. (*)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved