Berita Gianyar
Musim Gurita Naik ke Permukaan, Nelayan Gianyar Bali Bersiap Melaut
Setiap gurita yang berhasil ditangkap, selalu menjadi incaran pengepul restoran di kawasan Badung selatan.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Kondisi gelombang di sepanjang pantai di Kabupaten Gianyar, Bali masih belum bersahabat, Selasa 7 Oktober 2025.
Dari pesisir pantai hingga jarak 500 meter ke dalam, gelombang masih tinggi dan tak beraturan.
Meski belum bisa diprediksi kapan gelombang akan tenang, namun para nelayan tetap bersiap melaut.
Hal itu dikarenakan saat ini merupakan musim gurita naik ke permukaan.
Baca juga: JENAZAH Sosok Pria Asal Jatim Kagetkan Nelayan Pesisir Pantai Pengumuman Gilimanuk, Polisi Selidiki
Gurita merupakan salah satu makanan yang diminati pelanggaran restoran.
Setiap gurita yang berhasil ditangkap, selalu menjadi incaran pengepul restoran di kawasan Badung selatan.
Tokoh nelayan Pantai Lebih, Gianyar, I Wayan Join Hermanto, yang juga Danton Balawista Gianyar, mengatakan kondisi laut saat ini masih belum aman untuk melaut, terutama di area pesisir hingga 500 meter dari pesisir. Namun hal tersebut bukan halangan untuk para nelayan
"Ini nelayan Pantai Lebih sudah bersiap melaut, karena ikan jenis Gurita sudah mulai naik ke permukaan dan sebagian ikan karang juga mulai naik," jelas Hermanto pada Selasa 7 Oktober 2025.
Dia mengatakan, harga gurita saat ini cukup tinggi, yaitu Rp 80.000 per kilogram untuk ukuran di atas 1,5 kg dan Rp 60.000-70.000 per kilogram untuk ukuran sedang.
Semangat para nelayan timbul, karena selama ini gurita pesisir Gianyar sangat diminati, terutama untuk kuliner di Nusa Dua dan Kuta, karena kesegarannya.
"Guritanya masih hidup, segar sehingga banyak pengepul yang ambil, terutama pengepul besar restoran Cina," ujar Hermanto.
Selain gurita, ikan-ikan karang juga mulai bermunculan, terutama ikan jenis Pogot.
Ikan jenis ini juga diburu pengepul untuk sajian kuliner di wilayah Nusa Dua dan sekitarnya.
Harga ikan Pogot ukuran sedang dengan berat 1 kg dihargai Rp 130.000 per kilogram, sedangkan jenis tertentu bisa mencapai Rp 300.000 per kilogram.
"Kami berharap cuaca segera membaik, sehingga nelayan bisa melaut dengan aman," harap Hermanto.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.