Makan Bergizi Gratis

Jumlah Dapur SPPG Masih Sedikit Jadi Kendala Bali Tak Capai Target Realisasi MBG

Kondisi saat ini, hampir di semua Provinsi jumlah dapur SPPG untuk MBG memang masih minim. 

|
ISTIMEWA
Makan - Para siswa di Kabupaten Bangli, Bali saat menerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum lama ini. Jumlah Dapur SPPG Masih Sedikit Jadi Kendala Bali Tak Capai Target Realisasi MBG 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — Kegiatan makan bergizi gratis (MBG) masih berlangsung di Bali. Sasarannya siswa-siswi yang bersekolah, mulai TK hingga SMA/SMK. 

Di Bali sendiri, program MBG masih berjalan untuk anak sekolah. Lantas sejauh mana program ini telah berjalan di Bali

Kanwil DJPb Provinsi Bali beberkan data jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) aktif di Bali untuk kegiatan MBG sebanyak 107 SPPG. 

Hal tersebut dikatakan oleh Sweetta Wulandari, Kepala Seksi Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I-C, Kanwil DJPb Provinsi Bali ketika dikonfirmasi pada Selasa 7 Oktober 2025. 

Baca juga: Antisipasi Keracunan MBG, Ini Langkah Disdikpora Denpasar Bali

“Untuk sekarang, posisi saya dapat data per Jumat, itu jumlahnya 107 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) aktif. Dari targetnya 422, jadi baru 33 persen. Hanya saja, ini kan tulisannya SPPG aktif, Maksud SPPG aktif ini berarti ada yang sudah beroperasi maupun yang belum beroperasi,” kata, Swetta. 

Lebih lanjutnya ia mengatakan, untuk SPPG yang aktif tapi belum beroperasi, ia mengaku tidak mengetahui jumlahnya. 

Sebab, data tersebut dari Badan Gizi Nasional (BGN) yang sudah menjadi satu. 

Sehingga jika ingin mengetahui mana SPPG yang sudah beroperasi dan mana yang belum, harus dilakukan pengecekan satu persatu.

Data MBG di Bali - Jumlah Dapur SPPG Masih Sedikit Jadi Kendala Bali Tak Capai Target Realisasi MBG
Data MBG di Bali - Jumlah Dapur SPPG Masih Sedikit Jadi Kendala Bali Tak Capai Target Realisasi MBG (istimewa)

Kondisi saat ini, hampir di semua Provinsi jumlah dapur SPPG untuk MBG memang masih minim. 

Secara total pun juga baru 30 persen jumlah SPPG yang aktif. 

Minggu lalu, ia sempat melakukan survei untuk dua SPPG dan kebetulan dua SPPG ini meskipun sudah aktif, tapi baru mendapatkan surat keputusan sehingga belum beroperasi.

“Untuk posisi kemarin, Jumat lalu targetnya 893.362 orang. Kemudian total yang sudah menerima itu baru 297.183, jadi baru 33 persen. Nah, kalau kenapa masih kurang banyak ya? Karena pertama SPPG-nya masih, belum banyak. Dan per satu SPBG itu, bisa melayani 3.000 sampai 3.500 penerima MBG. Jadi kalau SPPG-nya masih kurang, ya otomatis penerimanya juga menyesuaikan. Dan itupun, SPBG ketika mulai aktif beroperasi belum tentu langsung bisa memenuhi 3.000 sampai 3.500 porsi itu,” bebernya. 

Untuk SPPG mendapatkan siapa-siapa saja yang akan diberikan MBG, perlu dilakukan penjajakan dulu ke sekolah. 

Apakah sekolah berkenan menjadi penerima MBG? Kemudian jumlah siswa di sekolah itu ada berapa? Karena harus ada maksimal radius dari SPPG ke sekolah yang diantarkan. 

Dan belum tentu dalam satu radius yang dekat dapur itu jumlah sekolahnya banyak atau sumber muridnya banyak.

“Jadi bisa jadi karena itu. Kemudian kenapa juga masih kurang, itu kan untuk jadi SPPG, Dari bidangnya sendiri itu sebenarnya ada yang namanya DIKLAT SPPI Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia. Nah, DIKLAT SPPI itu, itu kan ada nanti yang akan jadi calon-calon kepala SPPG, kemudian juga ahli gizinya, dan juga akuntannya,” terangnya. 

Sedangkan, DIKLAT SPPI ini baru selesai di akhir Agustus lalu secara nasional. 

Setelah DIKLAT SPPI itu selesai, calon-calon kepala SPPG ini masih harus mencari mitra, atau yang nanti akan menjadi dapurnya seperti yayasan.

Kemudian setelah itu pun, harus mempersiapkan dulu dapurnya dan sebagainya. 

Nah, setelah itu barulah penetapan SPPG-nya. 

Jadi untuk penetapan itu calon kepala SPPG membutuhkan dokumen-dokumen, dan kelengkapan dokumen.

“Kalau kelengkapan dokumen kan ini sudah ranah yang BGN ya, bukan dari, kalau Kemenkeu kan nggak tahu detailnya teknisnya ya. Jadi mereka untuk bisa akhirnya ditetapkan jadi SPPG itu kan butuh waktu. Nah, karena Diklat-nya baru selesai Agustus, jadi ini masih berproses untuk pemenuhan cuma target SPPG secara nasional, maupun yang hanya di Bali,” pungkasnya.

Sementara data jumlah SPPG dari BGN di Bali per tanggal 6 Oktober 2025 berjumlah 107 SPPG di antaranya Kabupaten Badung 12 dapur, Bangli 9 dapur, Buleleng 19 dapur, Gianyar 9 dapur, Jembrana 18 dapur, Karangasem 6 dapur, Klungkung 3 dapur, Kota Denpasar 13 dapur dan Tabanan 18 dapur. 

Sedangkan kebutuhan dapur SPPG di Provinsi Bali sebanyak 422 dapur untuk melayani 893.362 orang penerima manfaat. 

Jumlah realisasi penerima MBG sebanyak 256.215 atau 29 persen dari target. 

Sedangkan, dapur aktif SPPG sejumlah 80 dapur atau 29 persen dari target. 

Sebaran penerima MBG di Bali diantaranya SMP sebanyak 62.718 siswa, SD kelas 1-3 sebanyak 47.338 siswa, SD kelas 4-6 sebanyak 45.649 siswa, SMA sebanyak 27.995 siswa, SMK sebanyak 23.734 siswa, TK sebanyak 15.727 penerima, lainnya 33.054 penerima. Sehingga total penerima MBG di Bali berjumlah 256.215 penerima. 

Untuk data sebaran penerima MBG di Bali per-Kabupaten/Kota di antaranya Kabupaten Badung sebanyak 19.308 penerima, Bangli sebanyak 28.552 penerima, Buleleng sebanyak 37.447 penerima, Gianyar 16.233 penerima.

Jembrana sebanyak 60.107 penerima, Karangasem sebanyak 11.987 penerima, Klungkung sebanyak 5.975 penerima, Kota Denpasar sebanyak 29.094 penerima dan Tabanan sebanyak 47.516 penerima. 

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved