bisnis
TURUN! Volume Transaksi ATM 565,6 Juta Kali, Terdampak Perbankan Digital Makin Marak
Transaksi melalui Anjungan Tunai Mandiri atau Automated Teller Machine (ATM) makin ditinggalkan oleh penggunanya.
TRIBUN-BALI.COM - Transaksi melalui Anjungan Tunai Mandiri atau Automated Teller Machine (ATM) makin ditinggalkan oleh penggunanya.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), transaksi menggunakan ATM hingga Juli 2025 sebanyak 565,6 juta transaksi senilai Rp 632,5 triliun, menurun dibanding bulan Juni 2025 yang sebesar Rp 668,6 triliun.
Sedangkan dari kinerja beberapa bank yang mencatatkan penurunan pada jumlah transaksi ATM-nya di semester-I 2025.
Melansir data Statistik Sistem Pembayaran dan Infrastruktur Pasar Keuangan (SPIP) BI, jumlah volume transaksi ATM per bulan Mei 2025 hanya sebesar 560,3 juta kali transaksi. Jumlah ini menyusut 4,9 persen year-on-year (YoY) apabila dibandingkan dengan volume transaksi ATM per bulan Mei 2024, yang mana sebesar 589,1 juta transaksi.
Baca juga: Gebrak Dunia Sport Tourism dengan Destinasi Golf Terintegrasi di Kawasan New Kuta Golf
Baca juga: NYEPI Segara Digelar Nusa Penida, 72 Boat di Pelabuhan Sanur Tak Beroperasi Selama 24 Jam
Meskipun jika ditilik dari jumlah nilai transaksinya, per bulan Mei 2025 jumlah nilai transaksi menggunakan kartu ATM masih bertumbuh dibanding tahun lalu, yakni sebesar Rp 627,4 triliun. Kendati di bulan Mei 2024, jumlah nilai transaksi ATM sebesar Rp 611,0 triliun.
Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyampaikan jika penurunan jumlah transaksi melalui ATM ini terjadi akibat pergeseran pola konsumsi masyarakat akan layanan keuangan, dari yang mulanya layanan dilakukan secara fisik, kini dipermudah dengan keberadaan layanan secara digital.
Seperti misalnya layanan secara fisik seperti pengaduan konsumen, pemblokiran ATM, hingga pembukaan rekening, semuanya kini sudah bisa dilakukan secara daring. Layanan luring di kantor cabang bank akan semakin sedikit.
“Bahkan untuk jumlah kantor cabang bank, sudah semakin menurun jumlahnya. Kemudian, penurunan tersebut akan dibarengi dengan penurunan penggunaan ATM,” kata Nailul beberapa waktu lalu.
Menurut Nailul, jumlah kartu ATM yang diterbitkan juga makin melambat per tahunnya. Hal ini juga selaras dengan masyarakat yang lebih memilih menggunakan rekening digital dan pembayaran secara daring, bukan lagi layanan luring. Bahkan kini jika diperhatikan layanan ATM yang terdapat di beberapa mal atau pusat perbelanjaan juga semakin menyusut. Beberapa layanan ATM mungkin hanya terdapat di kantor cabang bank saja.
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan kinerja penurunan pada transaksi melalui ATM di sepanjang paruh pertama tahun 2025. Head of Division Retail Digital Product and Partnership BNI Mesah Roni Ginting menyampaikan pihaknya mencatat penurunan volume transaksi ATM BNI per Juni 2025 sebesar 17 % year-on-year (YoY). Selain itu, total nilai transaksi melalui ATM BNI juga dicatat menurun 6 % secara tahunan (YoY).
Penurunan transaksi melalui ATM ini, kata Mesah, menjadi sinyal positif bahwa transformasi digital mulai berjalan sesuai arah strategi layanan perbankan di masa depan. “Seiring meningkatnya adopsi transaksi digital melalui wondr by BNI yang tumbuh hingga 57 % , kami melihat adanya penyesuaian pada pola transaksi nasabah.
Hal ini berdampak pada penurunan volume transaksi dan nilai transaksi ATM BNI,” kata Mesah.
Mesah sebelumnya memaparkan pertumbuhan transaksi digital ini paling besar disokong oleh penggunaan layanan QRIS, yang menjadi fitur transaksi digital dengan pertumbuhan tertinggi di BNI, yang mana tumbuh 191 % YoY di periode semester-I 2025.
Kemudian Mesah juga tak ketinggalan membeberkan bahwa hingga saat ini terhitung BNI masih mengoperasikan lebih dari 13.000 unit ATM dan CRM yang tersebar di lokasi-lokasi strategis di seluruh Indonesia. (kontan)
Kartu ATM BTN Tren Positif
Sementara itu, Bank ini justru masih mencatatkan pertumbuhan pada transaksi ATM-nya. SEVP Digital Business BTN Thomas Wahyudi menjelaskan bahwa hingga akhir semester-I 2025, jumlah transaksi melalui mesin ATM BTN tumbuh lebih dari 6 % dibandingkan tahun lalu (YoY), dengan total volume transaksi mencapai lebih dari Rp 31,3 triliun.
“Hingga semester-I 2025, layanan ATM BTN masih menjadi pilihan bagi banyak nasabah untuk bertransaksi. Di tengah pesatnya perkembangan transaksi digital, penggunaan kartu ATM justru menunjukkan tren positif,” kata Thomas.
BERAS SPHP Bulog Kurang Laku, Bapanas Sebut Dampak Gerakan Pangan Murah |
![]() |
---|
EKONOMI Digital ASEAN Bisa Tembus USD 2 Triliun di 2030, Simak Alasannya Berikut Ini |
![]() |
---|
PROYEK PPI Pengambengan Ditargetkan 2 Tahun Rampung, Ini Kata Kementerian Kelautan & Perikanan |
![]() |
---|
BERAS Sumbang Deflasi pada September 2025, Simak Penjelasan BPS |
![]() |
---|
RUPIAH Ditutup Melemah ke Level Rp 16.583 Per Dolar AS, Simak Alasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.