Bisnis
LPS Bangun Literasi Keuangan & Dorong Pengembangan Bali Utara, 300 Mahasiswa FE Hadir Dengarkan
Akan tetapi blanket guarantee mengembalikan kepercayaan masyarakat, namun membebani anggaran negara dan berpotensi menimbulkan moral hazard.
TRIBUN-BALI.COM – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Wilayah II, menggelar edukasi dan literasi keuangan di Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha pada Kamis (30/10/2025).
Acara yang dielaborasi dengan diskusi bertajuk "Peluang dan Tantangan Pengembangan Bali Utara" diikuti oleh 300 mahasiswa, dosen Fakultas Ekonomi dan masyarakat Buleleng.
Hadir langsung sebagai pembicara Kepala Kantor Perwakilan LPS II Bambang S Hidayat, Kepala Bagian Perekonomian Pembangunan Kabupaten Buleleng, I Made Wirama Satria. Deputi Direktur Bank Indonesia Kantor Perwakilan Bali, Muhamad Shiroth dan Dekan Fakultas Ekonomi Undiksha Prof Gede Adi Yuniarta.
Kepala Kantor Perwakilan LPS Wilayah II, Bambang S Hidayat, menjelaskan LPS hadir sebagai respons atas penguatan sistem perbankan setelah setelah krisis moneter pada 1997/1998. Menurutnya krisis menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan menurun.
Baca juga: PASCA Banjir, Pemkot Denpasar Gelar Pecaruan Panca Kelud, Yamaraja Wraspati Kalpa Agung
Baca juga: SUNGGUH TEGA! Oknum Polisi di Ende Diduga Aniaya Warga hingga Tewas, Ada Pengaruh Miras
Untuk mengembalikan kepercayaan tersebut, saat itu pemerintah kemudian menyelenggarakan penjaminan terhadap seluruh kewajiban pembayaran bank umum dan BPR yang kemudian disebut blanket guarantee.
Akan tetapi blanket guarantee mengembalikan kepercayaan masyarakat, namun membebani anggaran negara dan berpotensi menimbulkan moral hazard.
LPS kemudian hadir sebagai lembaga independen berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2004 tentang LPS yang menjamin simpanan nasabah di bank, kemudian UU ini diubah dengan UU Nomor 4 Tahun 2023 (UUP2SK) yang memperluas wewenang LPS yakni menjamin dana nasabah yang ditempatkan di bank, polis asuransi dan asuransi syariah.
"Di UUP2SK LPS juga turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem keuangan (SSK), menjamin polis asuransi, dan menyelesaikan permasalahan perusahaan asuransi yang dicabut izin usahanya oleh OJK," jelas Bambang.
Bambang juga menjelaskan syarat dana nasabah, yang dijamin LPS yakni tercatat di pembukuan bank, tingkat bunga simpanan yang diterima tidak melebih tingkat bunga penjaminan LPS yakni 3,50 persen untuk Bank Umum, 6 persen untuk BPR, dan 2 persen valas.
LPS juga mencatat kondisi perbankan di Bali masih tumbuh dengan cepat, terlihat dari jumlah rekening yang mencapai 9,6 juta rekening dan menempati peringkat ke-14 nasional. Nominal dana nasabah di rekening mencapai Rp191,2 triliun atau menempati peringkat ke-7 dengan pertumbuhan 10,63 persen.
Kemudian cakupan rekening yang dijamin penuh di Bali mencapai 99,88 persen di bank umum atau sejumlah 9.689.717 rekening, kemudian rekening yang dijamin sebagian sejumlah 11.388 rekening.
Sedangkan di BPR simpanan nasabah yang dijamin penuh sejumlah 647.121 rekening atau 99,97 persen di BPR dan jumlah dana yang dijamin sebagian sejumlah 204 rekening.
Kemudian selama 2005 - 2024 jumlah bank yang dilikuidasi sejumlah 142 bank, yakni 1 bank umum dan 141 BPR/BPRS. Sedangkan jumlah Bank yang diselamatkan ada 2, yakni 1 bank umum dan 1 BPR. Pada 2025 saja jumlah bank yang dilikuidasi sebanyak 4 BPR/BPRS.
"Sementara di Bali jumlah BPR yang dilikuidasi ada 10 BPR, Bali menempati peringkat kelima secara nasional," kata Bambang. LPS melalui group riset mengidentifikasi peluang pengembangan di Bali, melalui hasil analisis shift share (SS) periode 2021-2024 yang menunjukkan bahwa terdapat enam sektor ekonomi yang masuk
dalam kategori sektor yang maju/progresif di Bali, antara lain sektor pengadaan listrik dan gas, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum, jasa keuangan dan asuransi, jasa perusahaan, serta jasa lainnya.
Sektor-sektor tersebut tampaknya pulih lebih cepat dibandingkan sektor lainnya dalam jangka pendek. Sementara itu, Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, sektor pariwisata berperan sebagai pendorong utama ekonomi Bali dengan share 67,38 persen, sedang non pariwisata hanya 32,61 persen.
| Ujung Tanduk Ekonomi Bali, LPS Beri Pelatihan ke BPR & BPRS di Bali, Salah Satunya Diajari Cessie |
|
|---|
| SOAL Maskapai Aman Air Akan Operasikan Seaplane Pelabuhan Benoa-Banyuwangi, Pemkot Belum Tahu-Menahu |
|
|---|
| MASKAPAI Aman Air Segera Operasikan Seaplane Pelabuhan Benoa - Banyuwangi, Pemkot Ngaku Belum Tahu? |
|
|---|
| BRI Dukung Ekosistem Kerja Modern Efisien di Instansi Pemerintah, Kerjasama Lapas IIA Kerobokan |
|
|---|
| Satgas Pangan Tegur Produsen, Jual Beras di Atas Harga Eceran Tertinggi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.