Kisah Perjuangan dan Detik-Detik Gugurnya Kapten Japa di Medan Perang: Bli Sampun Dados Caru Niki

Beberapa hari kemudian, rapat rahasia digelar di Sibang Kaja dan Pagutan.

Di sanalah rencana serangan umum disusun — dan Kapten Japa menjadi salah satu komandan muda yang memimpin pasukan terbesar, sekitar 800 pejuang dari arah timur, kawasan Yang Batu.

Di bawah langit pagi Denpasar yang tegang, dentuman senjata pun pecah.

Serangan dilakukan serentak ke tiga tangsi: Kreneng, Kayumas, dan Satria.

Kapten Japa memimpin langsung barisan depan.

Namun nahas, tiga peluru menembus dadanya dan satu mengenai dahi.

Tubuhnya roboh. Ia masih sempat dipapah sahabatnya, Ida Bagus Banjar, dan dengan sisa tenaga, ia berucap lirih:

“Teruskan perjuangan…”

Saat itulah, Kapten Japa gugur meninggalkan seorang istri, Jero Wati, yang tengah mengandung delapan bulan.

Baca juga: Denpasar Bali Akan Usulkan Kapten Japa untuk Jadi Pahlawan Nasional, Begini Sejarahnya

Dibuatkan Monumen

Kini, 79 tahun setelah kepergiannya, nama Kapten Japa tak pernah padam.

Namanya diabadikan sebagai Jalan Kapten Japa dan Monumen di Bundaran Renon, Denpasar.

Pemerintah Kota Denpasar pun tengah mengkaji pengusulan Kapten Japa sebagai Pahlawan Nasional.

Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, menyebutkan bahwa pihaknya akan segera menerima audiensi dari keluarga besar Kapten Japa.

“Beliau adalah sosok yang mengharumkan nama Bali, khususnya Denpasar, dalam perjuangan melawan Belanda. Kami akan membuat narasi perjuangan beliau untuk dikirim ke pusat,” ujar Jaya Negara, Senin (10/11/2025).