Banjir di Bali

Cegah Banjir di Jembrana Bali, Masalah Tumpukan Sampah Ditemukan di Dua DAS, Terjunkan Alat Berat

proses penanganan dengan alat berat baru bisa dilakukan hanya di dua titik saja karena terkendala faktor akses menuju sungai.

Tribun Bali/Putu Supartika
Ilustrasi sampah - Cegah Banjir di Jembrana Bali, Masalah Tumpukan Sampah Ditemukan di Dua DAS, Terjunkan Alat Berat 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Dua titik daerah aliran sungai di Jembrana khususnya Kota Negara perlu dilakukan normalisasi. 

Sebab, di dua titik tersebut ditemukan masalah yang sama yakni penumpukan sampah. 

Sehingga, sebagai antisipasi banjir kembali terjadi saat cuaca buruk, alat berat akan dikerahkan untuk membersihkannya.

Menurut informasi yang diperoleh, pengecekan dari petugas BPBD Jembrana dan instansi terkait menyasar dua titik daerah aliran sungai (DAS). 

Baca juga: Jaga Akses Vital, Pemkab Badung Atensi Perbaikan Jalan Jebol di Kerobokan Bali

Di antaranya Sungai Desa Kaliakah dan Sungai Mati Loloan Barat, Bali.

Sesuai hasil pengecekan, di Sungai Kaliakah ditemukan tujuh titik permasalahan. 

Mulai dari ditemukannya tumpukan sampah di sungai, sedimentasi, tanggul jebol dan lainnya. 

Saat ini, proses penanganan dengan alat berat baru bisa dilakukan hanya di dua titik saja karena terkendala faktor akses menuju sungai.

Sementara di Sungai Mati Loloan Barat ditemukan aliran sungai sepanjang sekitar dua kilometer mengalami penumpukan sampah sehingga tidak berfungsi normal.

“Kita sudah cek di dua DAS itu untuk mengidentifikasi kendala dan langkah penanganannya. Hasilnya ada kesamaan di dua titik sungai tersebut, adanya penumpukan sampah,” jelas Kepala BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra saat dikonfirmasi, Minggu 21 September 2025.

Dia menyebutkan, untuk di Sungai Kaliakah bisa dilakukan di dua titik masalah. 

Estimasi pengerjaan normalisasi sungai sekitar 40 jam (5 hari) menggunakan excavator besar. 

Namun, kendalanya adalah sulitnya akses alat berat menuju sungai. 

Pihak desa akan melakukan gotong royong dan meminta bantuan BPBD berupa chainsaw serta pompa air untuk menangani bambu dan tanah longsor.

Kemudian, kata dia, solusi yang disiapkan di Sungai Mati Loloan Barat adalah pengangkatan sampah menggunakan alat berat kecil sepanjang kurang lebih 400 meter dengan estimasi pengerjaan 16 jam (2 hari), disertai dukungan gotong royong masyarakat.

“Pengerjaan di sana menunggu kepastian dari pihak rekanan alat berat,” sebutnya.

Dia berharap, dengan langkah penanganan tersebut (normalisasi sungai), dapat mencegah banjir dan menjaga kelancaran aliran sungai di wilayah Jembrana, Bali.

Kumpulan Artikel Jembrana

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved