Sampah di Bali
Tak Optimal, Mesin Pengolahan Sampah Di TPA Peh Jembrana Bali Ditarik, Klaim Untuk Perbaikan
jika dibiarkan diam saja alias tak beroperasi di TPA Peh dalam waktu lama bakal rusak dengan sendirinya.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Mesin pengolahan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) milik PT Wisesa Global Solusindo yang terpasang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Peh, Banjar Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, rencananya akan ditarik kembali oleh pihak perusahaan.
Padahal mesin ini disebut-sebut jadi solusi soal penanganan sampah di TPA Peh pada 2024 lalu.
Namun, karena tak beroperasi optimal, dibawa ke Jakarta oleh pemberi atau rekanan.
Di sisi lain, juga karena terkendala pada kebutuhan bahan baku sampah kering, sementara fasilitas pendukung, seperti hanggar penyimpanan belum tersedia.
Baca juga: Menteri Hanif Bolehkan TPA Suwung Tampung Sampah Dampak Banjir Bali
Penarikan mesin pengolahan sampah jadi RDF tersebut diklaim akan dilakukan servis dan mengantisipasi kerusakan karena terlalu lama tak beroperasi.
"Mesin RDF itu memang sejak datang baru sempat beroperasi sekali. Kendalanya pada kebutuhan sampah kering, sementara saat itu Pemkab belum memiliki hanggar atau tempat penampungan yang memadai," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jembrana, Dewa Gede Ary Candra Wisnawa.
Dia menjelaskan, pihak rekanan sebagai pemilik mesin berinisiatif datang ke Pemkab Jembrana dan menyampaikan bakal menarik mesin tersebut untuk servis dan perawatan ke Jakarta.
Selain itu, jika dibiarkan diam saja alias tak beroperasi di TPA Peh dalam waktu lama bakal rusak dengan sendirinya.
"Saat ini PKS masih berlaku. Kami juga memaklumi rencana tersebut. Karena jika dibiarkan tak beroperasi di sini akan rusak," ungkapnya.
Di sisi lain, kata dia, saat ini di TPA Peh juga belum tersedia hanggar yang jadi kendala utama untuk memastikan kondisi sampah kering tetap tersedia.
Sehingga, Pemkab Jembrana sedang membangun hanggar baru sekaligus menunggu pengadaan mesin RDF bantuan dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali.
"Kami sedang menyiapkan solusi. Saat ini sedang dibangun hanggar. Mesin RDF bantuan dari BKK Provinsi Bali juga sedang dalam proses pengadaan. Rencananya, pada akhir Desember nanti akan diuji coba terlebih dahulu," ungkapnya.
Ary mengakui, jika nantinya efektivitas dari mesin RDF baru bantuan dari BKK Provinsi Bali memadai, kemungkinan mesin dari rekanan sebelumnya tak digunakan.
"Nanti akan ada evaluasi dulu. Jika dalam masa uji coba hasilnya memadai dan mendukung, kita cukup gunakan yang bantuan dari BKK Provinsi Bali saja," tandasnya.
Kumpulan Artikel Bali

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.