Cuaca Ekstrem di Bali
Jembrana Berpotensi Terdampak Cuaca Ekstrem, BMKG Keluarkan Peringatan Dini
BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi hujan sangat lebat disertai angin dan kilat petir
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi hujan sangat lebat disertai angin dan kilat petir, Senin 3 November 2025.
Salah satu wilayah yang kemungkinan terdampak adalah Jembrana.
BPBD Jembrana mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap waspada terhadap dampak dari cuaca ekstrem.
Sebab, peringatan cuaca ekstrem tersebut berpotensi menimbulkan banjir, banjir bandang, tanah longsor hingga pohon tumbang.
Baca juga: Waspada! Bali Bisa Terdampak Secara Tidak Langsung dari Siklon Tropis
Menurut data yang diperoleh sebelumnya, wilayah Kabupaten Jembrana berpotensi mengalami sejumlah bencana.
Seperti banjir, pohon tumbang, tanah longsor bahkan hingga tsunami di wilayah pesisir.
Diketahui sebelumnya, hujan yang terjadi dua hari satu malam mengakibatkan puluhan titik terdampak banjir.
Bahkan, ada tiga titik lokasi yang berdampak sangat luas.
Baca juga: GAIRAH Nelayan Pantai Lebih Liat Cuaca & Hasil Tangkapan Melimpah, Musim Gurita dan Ikan Karang Tiba
Penyebabnya adalah intensitas hujan yang tinggi, kemudian air sungai meluap karena sedimentasi parah, serta lainnya.
Sementara itu, sejumlah titik banjir terparah pada September 2025 lalu adalah di Desa Pengambengan di Kecamatan Negara, kemudian Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung, dan Yeh Kuning di Kecamatan Jembrana.
Dari tiga titik tersebut, sedikitnya ada ribuan warga yang terdampak.
Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan ketika terjadi cuaca ekstrem.
Baca juga: Risiko Inflasi di Bali Berpengaruh Pada Ketidakpastian Cuaca, Alami Deflasi Hingga -0.01 Persen
Sebab, sejumlah bencana alam bisa saja terjadi dampak dari cuaca ekstrem. Apalagi BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem.
"Sesuai pemetaan kita, potensi bencana alamnya mulai dari tanah longsor, pohon tumbang hingga banjir juga. Jadi kami mohon kewaspadaannya sebagai antisipasi menghadapi cuaca ekstrem ini," tegasnya.
Ketika terjadi cuaca ekstrem, kata dia, masyarakat diimbau untuk tidak bepergian atau berkendaraan di bawah pohon besar karena berpotensi terjadi pohon tumbang.
Kemudian, bagi masyarakat yang tinggal di kawasan banjir agar mulai bersiap mencari tempat aman untuk mengantisipasi hal tersebut.
"Dan untuk warga yang tinggal di tanah labil seperti di pinggir tebing agar meningkatkan kewaspadaan untuk menghindari hal yang tak diinginkan terjadi. Mari bersama-sama untuk waspada bencana alam di tengah cuaca ekstrem," jelasnya.
Untuk diketahui, sebanyak 3.849 KK warga Jembrana terdampak bencana banjir dampak cuaca ekstrem yang terjadi pada September 2025 lalu.
Jumlah tersebut tersebar di semua kecamatan yang ada di Gumi Makepung. Ada tiga wilayah yang paling parah terdampak banjir mulai dari Lingkungan Samblong di Kelurahan Sangkaragung, dan Desa Yeh Kuning di Kecamatan Jembrana serta Desa Pengambengan, Kecamatan Negara.
Menurut data yang berhasil diperoleh, jumlah warga terdampak tersebut tersebar di 48 titik banjir yang terjadi di Jembrana.
Dari jumlah tersebut, sebelumnya sempat dibangun beberapa titik posko pengungsian sementara seperti di Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Desa Yeh Kuning, dan juga Loloan Barat hingga di Kantor Desa Pengambengan.
Selain rumah warga, juga menyebabkan sejumlah infrastruktur. Mulai dari merajan warga, jalan, sekolah sempat terendam, tempat ibadah, hingga lahan pertanian dan juga sebabkan peternakan warga mati.
Di sisi lain, juga ada dua orang warga meninggal dunia dampak cuaca buruk tersebut. Satu orang tersetrum listrik dan satu orang hanyut terseret arus banjir saat melintas di jalan umum. (*)
Berita lainnya di Cuaca Ekstrem di Bali

                
												      	
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.