Berita Klungkung

KONSEP Dekat dengan Generasi Muda, Aksiku 2025 Klungkung, Tanamkan Kecintaan Kaula Muda Pada Seni

Kemeriahan Aksiku akan dimulai Kamis (16/10) lewat Lomba Gong Kebyar Wanita. Dua hari penuh, panggung di alun-alun akan diwarnai kesenian gamelan.

ISTIMEWA
Sosok- Kadis Kebudayaan Klungkung I Ketut Suadnyana. 

TRIBUN-BALI.COM  - Setelah sukses gelaran Klungkung Heritage Festival oleh Dinas Pariwisata, tahun ini Dinas Kebudayaan Kabupaten Klungkung kembali menyalakan semangat pelestarian seni lewat kegiatan Aksiku (Atraksi Melestarikan Seni Budaya Klungkung).

Tahun ini, event Aksiku akan dikonsep lebih dekat dengan generasi muda. Sehingga bisa lebih menanamkan kecintaan generasi muda pada seni dan budaya Klungkung.

“Melalui Aksiku, kami ingin menanamkan kecintaan pada seni dan budaya sendiri. Anak muda harus punya ruang untuk mengekspresikan diri, agar tradisi tidak berhenti di masa lalu,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Klungkung, I Ketut Suadnyana, Rabu (15/10).

Kemeriahan Aksiku akan dimulai Kamis (16/10) lewat Lomba Gong Kebyar Wanita. Dua hari penuh, panggung di alun-alun akan diwarnai kesenian gamelan.

Baca juga: KONSUL Dampak Pengurangan Dana TKD, Rombongan Pemkab Klungkung Sambangi Kemendagri

Baca juga: PELAKU Pembunuh Endang di Kamar Kos Legian Badung Ditangkap di Manado! KM Diduga Suami Siri Korban

Hari pertama, Sekaa Gong Ananda Satya Swari dari Desa Gunaksa akan tampil dengan Sekaa Gong Gili Semara Jeroan asal Lembongan. Keesokan harinya, giliran Sekaa Gong Prami Jaya Winangun (Desa Akah) akan tampil bersama Sekaa Gong Puspita Gita Suari (Desa Bumbungan).

Empat materi akan mereka tampilkan, tabuh lelambatan, tari kreasi pilihan, tabuh kreasi baru, dan tari wajib Tari Nelayan. 

Pada Sabtu (18/10), suasana akan berganti lebih dinamis dengan gelaran Lomba Baleganjur Ngarap tingkat SMP siap mengguncang alun-alun.

Sembilan sekolah dari empat kecamatan akan saling unjuk kebolehan. Tiga tim dari Kecamatan Klungkung, dua dari Dawan, dua dari Banjarangkan, dan dua dari Nusa Penida. Suaranya yang ritmis, kompak, dan penuh energi tak sekadar menunjukkan keahlian bermusik, tapi juga mencerminkan semangat kebersamaan.

“Baleganjur mengajarkan disiplin dan kerja sama. Di situlah nilai budaya itu hidup,” kata Suadnyana.

Tak berhenti pada lomba, puncak Aksiku juga akan menjadi momen istimewa, dengan penyerahan Sertifikat Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTBI) dari Kemendikbudristek.

Klungkung memang kaya akan warisan budaya. Dalam tiga tahun terakhir saja, sederet tradisi dan karya seni telah diakui secara nasional dari Uyah Kusamba dan Tenun Rangrang, hingga Tradisi Gandrung Bangun Urip di Nusa Penida dan Lukat Geni di Satria.

“Semua ini bukti bahwa budaya Klungkung terus hidup. Kami ingin generasi muda bangga menjadi bagian dari itu,” tutup Suadnyana. (mit)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved