Berita Viral
TERUNGKAP Mahasiswi Made Vaniradya Dirangkul dan Dicium Pipinya Sebelum Dihabisi Sang Pacar
TERUNGKAP Mahasiswi Made Vaniradya Dirangkul dan Dicium Pipinya Sebelum Dihabisi Sang Pacar
TRIBUN-BALI COM, MATARAM - Sosok pacar Ni Made Vaniradya Puspa Nitra (19) bernama Radiet Ardiansyah telah ditetapkan sebagai tersangka.
Sang pacar yang sebelumnya mengaku sebagai korban ternyata merupakan pelaku yang menghabisi nyawa gadis tersebut.
Penetapan Radiet Ardiansyah sebagai pelaku pembunuhan Made Vaniradya berdasarkan bukti-bukti yang diyakini cukup valid.
Baca juga: MEPALU JANGKRIK! AB Tewas di Jembrana Saat Hujan Deras, Kronologi Kecelakaan Masih Abu-abu
Sebelumnya, jasad mahasiswi cantik itu ditemukan bersama sang pacar di tepi pantai Nipah, Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Rabu (27/8/2025) dini hari.
Saat ditemukan jenazah Made Vaniradya ditemukan dalam posisi telungkup dan hanya mengenakan pakaian dalam.
Diketahui Made Vaniradya tercatat sebagai mahasiswi di Universitas Mataram.
Pada pengakuan awal, Radiet yang juga adalah pacar korban mengaku keduanya diserang orang tak dikenal saat berada di Pantai Nipah.
Baca juga: TAK ADA RASA HORMAT! Berikut Pengakuan Miris Cewek Kanada Dipaksa Berhubungan di Nus a Penida
Saat ditemukan, jenazah mahasiswi itu dan sang pacar berjarak kurang lebih 200 meter.
Kondisi Radiet saat ditemukan juga cukup parah, dia mengalami luka di sekujur tubuhnya.
Bahkan, pacar Made Vaniradya itu juga mengaku sempat pingsan sebelum ditemukan oleh warga.
Polres Lombok Utara kemudian melakukan penyelidikan dan penyidikan untuk mengungkap pelaku pembunuhan Made Vaniradya.
Polisi meyakini Made Vaniradya bukanlah korban begal seperti yang disampaikan Radiet.
Namun, Radiet lah yang menjadi pelaku pembunuhan mahasiswi asal Bali itu.
"Bila ada pelaku lain mengapa dia membiarkan satu saksi untuk hidup, jika dia (pelaku lain) ingin mencuri mengapa perhiasan dibiarkan menempel di badan korban," kata Kasat Reskrim Polres Lombok Utara AKP Punguan Hutahaean, Sabtu (20/9/2025).
Selain itu terungkap ada jalur lain yang digunakan sang pacar untuk memindahkan jenazah Made Vaniradya.
Diduga kuat, jenazah korban dipindahkan dengan cara diseret dari lokasi awal.
Penyidik Polres Lombok Utara menggunakan pendekatan psikologi untuk mengungkap kasus pembunuhan tragis ini.
Dijelaskan pula oleh Punguan, bahwa dari hasil autopsi terhadap jenazah Made Vaniradya ditemukan luka pada organ vital.
Sang pacar juga sempat merangkul korban menggunakan tangan kanan dan mencium pipinya.
"Kami menganalogikan ada upaya melakukan hubungan intim, namun terjadi penolakan dari korban. Kami koordinasi hasil autopsi cenderung luka di kelamin tersebut menggunakan benda ukuran satu centi meter," kata Punguan.
Kapolres Lombok Utara, AKBP Agus Purwanta menjelaskan, penetapan pacar Made Vaniradya sebagai tersangka berdasarkan hasil pemeriksaan sejumlah saksi dan ahli selama proses penyidikan.
"Kami sudah memeriksa 36 orang saksi dan sudah melakukan olah tempat kejadian perkara dengan melibatkan satwa K-9 atau anjing pelacak," kata Agus, Sabtu (20/9/2025).
Polres Lombok Utara juga menggandeng tim dari laboratorium forensik (Labfor) Mabes Polri, untuk melakukan tes DNA terhadap sejumlah barang milik sang pacar dan korban serta sejumlah barang bukti yang ditemukan di TKP.
Penyidikan kasus pembunuhan mahasiswi itu juga meminta keterangan ahli di antaranya, ahli forensik, ahli pidana, ahli kriminolog, tes poligraf terhadap tersangka dan tes psikologi yang dilakukan oleh ahli dari Universitas Mataram.
Agus membenarkan saat ini pacar mahasiswi itu sudah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah ditangkap dan ditahan oleh pihak Kepolisian Lombok Utara.
"Tersangka sudah kami tangkap di kos-kosannya dan sudah kami lakukan penahanan," kata Agus.
Bantahan Radit
Sementara itu, Radiet Ardiansyah membantah bahwa dirinya sebagai pelaku pembunuhan sang pacar.
"Saya tidak membunuh, saya tidak membunuh," kata Radiet.
"Saya bukan pelaku, demi Allah," katanya.
Tersangka dikenakan pasal 338 dan atau pasal 351 tentang pembunuhan dan atau penganiayaan yang menyebabkan matinya seseorang, dengan ancaman pidana 15 tahun penjara.
Awal Mula Penemuan Jasad Vani
Sebelumnya, Made Vaniradya Puspa Nitra (19) mahasiswi Universitas Mataram (Unram) dan sang pacar Radit Ardiansyah (19) berangkat dari kampus Universitas Mataram menuju Pantai Nipah pada Selasa (26/8/2025) sore sekitar pukul 16.30 Wita.
Pelaku dan korban mengendarai sepeda motor Honda PCX hitam dengan nomor polisi EA 5502 AI.
Pasangan kekasih ini bermaksud untuk menikmati pemandangan matahari terbenam di Pantai Nipah.
Diketahui saat senja, Pantai Nipah ini menyuguhkan pemandangan matahari terbenam yang memukau, menjadikannya spot favorit untuk foto romantis.
Namun hingga tengah malam, Made Vaniradya tak kunjung pulang.
Keluarga mahasiswi itu pun mulai khawatir.
Orang tua korban lalu berusaha menghubungi teman-temannya dan melakukan pelacakan lokasi terakhir melalui ponsel.
Hingga pada Rabu (27/8/2025) dini hari sekitar pukul 01.30 Wita, keluarga Made Vaniradya menemukan Radit dalam kondisi tak sadarkan diri di sekitar Pantai Nipah.
Dia mengalami luka serius di wajah dan sekujur tubuh.
Selanjutnya korban Radit dilarikan ke Puskesmas Nipah untuk mendapatkan pertolongan medis.
Selang 5 jam kemudian, tepatnya pukul 06.30 Wita, jenazah Made Vaniradya ditemukan.
Namun sayang Made Vaniradya ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa.
Saat ditemukan Made Vaniradya hanya mengenakan pakaian dalam dan ditemukan dalam posisi telungkup.
Kronologis Penyerangan Versi Radit
Radit memberikan kesaksian bahwa dirinya diserang oleh seorang pria tak dikenal saat sedang menikmati matahari terbenam bersama sang pacar Made Vaniradya di pinggir pantai.
Ia mengaku tidak mengenali pelaku, namun masih mengingat jelas wajahnya.
"Cowok, tidak kenal sama sekali, satu orang yang melakukan, saya gak ingat bajunya karena waktu itu sudah mulai gelap," ungkap Radit.
Ia menyebut ciri-ciri usia pelaku sekitar 20 hingga 30 tahun dengan tubuh kurus.
Kejadian bermula ketika keduanya tengah duduk santai menikmati suasana senja.
Tiba-tiba, seorang pria muncul dari arah belakang sambil membawa sebilah bambu.
Sebelum terjadi penyerangan, pelaku sempat menginterogasi Radit dan Vani soal keberadaan mereka di lokasi.
"Saya jawab, kami tidak ngapa-ngapain di sini, periksa saja tas kami, Pak, jajan doang isinya," kenang Radit.
Menurut pengakuannya, suasana saat itu sudah gelap.
Pelaku menanyakan mengapa mereka belum pulang.
Radit menjawab bahwa mereka memang sedang bersiap untuk kembali.
Namun pelaku justru menahan mereka, lalu menyerangnya secara brutal.
"Tapi ditahan sama dia, terus saya pingsan, bangun pas ibu itu datang," kata Radit, yang ditemukan dalam kondisi penuh luka di wajah dan tubuh.
(TribunLombok.com/Robby Firmansyah) (Tribunnews.com)
| Anggota Polisi Ditemukan Tewas Penuh Luka Tusuk dan Sayatan, Terungkap Sosok Pelaku |
|
|---|
| 2 Putra Bali di Kasus Prada Lucky, Letda Made Juni Perintah Berhubungan, dr Gede Lakukan ini |
|
|---|
| IBUNDA Prada Lucky Pertanyakan Kejiwaan Made Juni, Perintah 2 Korban Berhubungan Sambil Ditonton |
|
|---|
| TANPA BELAS KASIHAN! Ayah Ganyang Anak Hingga Tewas, Ini yang Dilakukan Korban Saat Kritis |
|
|---|
| JENAZAH Dosen Hanya Kenakan Pakaian Dalam, Hal Ini Buat Pelaku Pembunuhan Bripda Waldi Ketakutan? |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/TERUNGKAP-Mahasiswi-Made-Vaniradya-dan-Pacar-Sempat-Lakukan-ini-di-Pantai-Nipah-Sebelum-Tewas.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.