Berita Nasional
Tangis Kakak Pecah Saat Pikul Peti Farhan, Pedemo yang Ditemukan Tinggal Kerangka di Kwitang
Isak tangis pecah di gang sempit Rawabadak Utara, Koja, Jakarta Utara, ketika peti jenazah Muhammad Farhan Hamid tiba di rumah duka
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Isak tangis pecah di gang sempit Rawabadak Utara, Koja, Jakarta Utara, ketika peti jenazah Muhammad Farhan Hamid tiba di rumah duka, Sabtu (8/11/2025) siang.
Ambulans hitam bertuliskan RS Polri berhenti di ujung gang sekitar pukul 11.00 WIB.
Dari dalamnya, keluar peti kayu berwarna cokelat yang diangkat perlahan oleh sang kakak, Imrony, bersama beberapa warga.
Setiap langkah terasa berat. Suara selawat bergema dari warga yang berkerumun di sepanjang gang sempit itu.
“Sini dulu, taruh sini dulu…” suara Imrony terdengar parau, memohon agar peti berhenti sejenak di depan rumah.
Baca juga: 14 Orang Ditetapkan Sebagai Tersangka Saat Aksi Demo Anarkis di Bali, Komunikasi Lewat Grup Telegram
Tangisnya pecah. Ia memeluk peti sang adik erat-erat, tubuhnya gemetar. Beberapa warga mencoba menenangkannya.
“Udah, Rony… kuat Nak, kuat,” ucap beberapa warga.
Awalnya, keluarga ingin membawa jenazah ke dalam rumah, tetapi gang yang sempit membuat hal itu mustahil.
Peti akhirnya diletakkan di depan rumah, di bawah langit yang mulai gerimis.
Tak lama, jenazah dibawa ke masjid dekat rumah untuk disalatkan sebelum dimakamkan di TPU Budidarma, Semper Timur.
Farhan dikenal warga sebagai anak yang pendiam namun ramah.
“Anaknya sopan banget, sering bantu-bantu kalau ada kegiatan warga,” tutur seorang tetangga.
Baca juga: MenHAM Minta Kapolda Hadirkan Keadilan Proses Hukum, Natalius Soroti Kasus Kerusuhan Demo di Bali
Ditemukan Setelah Hilang Sejak Kerusuhan Agustus
Sebelumnya, Farhan dinyatakan hilang sejak kerusuhan Agustus 2025 di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat.
Setelah lebih dari dua bulan pencarian, ia ditemukan dalam kondisi tidak utuh di reruntuhan Gedung ACC Kwitang, bersama satu korban lainnya, Reno Syahputra Dewo.
Hasil tes DNA RS Polri Kramat Jati memastikan identitas kedua kerangka itu.
Farhan diduga terperangkap saat gedung terbakar dalam kericuhan tersebut.
Polisi menegaskan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
Kabar itu memupus harapan keluarga yang sejak lama menanti kepulangannya.
“Kami hanya ingin dia pulang… tapi tidak begini caranya,” lirih Imrony.
Baca juga: PASCA Demo 2 Polisi Naik 1 Tingkat, Jadi Korban Saat Pengamanan Demo, 2 Personel Polisi Dapat KPLB
Identifikasi
Sebelumnya, RS Polri Kramat Jati memastikan dua kerangka yang ditemukan di Gedung ACC Kwitang teridentifikasi sebagai Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan.
Kepala Biro Laboratorium dan Dokumen Kesehatan (Karo Labdokkes) Pusdokkes Polri Brigjen Sumy Hastry Purwanti menjelaskan, hasil pemeriksaan sekunder terhadap struktur tulang menunjukkan bahwa keduanya berjenis kelamin laki-laki.
“Hasil pemeriksaan DNA dan gigi postmortem 0080 cocok dengan antemortem 002 sehingga teridentifikasi Reno Syahputra Dewo anak biologis dari bapak Muhammad Yasin,” jelas Sumy Hastry.
Sementara itu, identifikasi terhadap kerangka lainnya dilakukan menggunakan data sekunder berupa perhiasan dan ikat pinggang, serta pemeriksaan DNA dari tulang.
“Hasil pemeriksaan nomor postmortem 0081 cocok dengan antemortem 001 sehingga teridentifikasi Muhammad Farhan,” jelasnya.
Korban Sempat Terlihat di Lokasi
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto mengatakan, hasil penyelidikan menunjukkan bahwa kedua korban sempat terlihat di sekitar lokasi kejadian ketika kerusuhan berlangsung.
Temuan itu berdasarkan rekaman video amatir yang beredar di masyarakat.
"Ada video amatir yang menunjukan dua orang itu berada di sekitar lokasi kejadian kalau kita kegiatannya enggak bisa (memastikan)," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto di RS Polri Jakarta Timur, Jumat (7/11/2025).
Polda Metro Jaya menyebut penyelidikan atas insiden kebakaran di Gedung ACC Kwitang masih berlanjut untuk memastikan penyebab pasti dan mengungkap pemicu kerusuhan yang menyebabkan dua korban terperangkap di dalam bangunan. (*)
Sumber: Kompas
Berita lainnya di Aksi Demonstrasi

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.