Travel

VISA Dorong Pembayaran Digital UMKM Pariwisata, Kedatangan Turis ke Bali Diprediksi Capai 7 Juta 

Meskipun preferensi konsumen terhadap pembayaran nontunai terus meningkat riset Visa menunjukkan 60 persen masyarakat Asia Tenggara

ISTIMEWA
PRESENTASI - Greta Gunawan, Director of Visa Commercial Solutions Asia Pacific, memberikan presentasi mengenai Visa Commercial Solutions dalam acara “Bincang Bisnis Bareng TikTok – Bali Tourism Edition” yang diselenggarakan di Jimbaran, Badung, 23 Oktober 2025. 

TRIBUN-BALI.COM – Visa semakin memperkuat dukungannya bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pariwisata Indonesia, melalui fasilitas pembayaran digital yang aman dan mudah agar bisa mengembangkan bisnisnya secara berkelanjutan. 

Ini seiring dengan pertumbuhan sektor pariwisata di Bali, dengan jumlah kedatangan wisatawan internasional mencapai lebih dari 2,64 juta orang dalam lima bulan pertama di tahun 2025 dan diproyeksikan melampaui 7 juta pada akhir tahun. 

Vira Widiyasari, Country Manager Visa untuk Indonesia, mengatakan adopsi solusi pembayaran digital didorong bagi operator hotel, restoran, villa dan tur wisata menggunakan platform Visa Commercial Solutions. 

Baca juga: KUNJUNGAN Wisman dari Australia Tinggi, TransNusa Tambah Frekuensi Penerbangan Rute Bali-Perth 

Baca juga: GEN Z Kritis Cegah Hoaks, AMSI Bali Gelar Talkshow Edukatif 

“Langkah ini merupakan bagian dari upaya mendukung visi Indonesia menuju digitalisasi ekonomi pariwisata sesuai kapasitas Visa dalam menghubungkan berbagai sistem pembayaran di Asia Tenggara menggunakan jaringan globalnya yang tepercaya,” jelasnya, Kamis (23/10/2025).

Dalam kegiatan Bincang Bisnis bareng TikTok, peserta yang terdiri dari pelaku wirausaha di industri pariwisata di Bali berkesempatan mempelajari strategi kreatif dan solusi digital dari TikTok untuk menarik wisatawan serta mengoptimalkan potensi bisnis menjelang musim puncak liburan akhir tahun.

Selain itu, salah satu solusi yang ditawarkan adalah kartu korporasi pintar hasil kolaborasi Visa dengan perusahaan fintech Apollo yang memungkinkan pelaku UMKM mengelola pengeluarannya dengan mudah dan efisien. 

Berdasarkan riset Visa, kemampuan mereka dalam melakukan dan menerima pembayaran digital menjadi faktor penting bagi keberhasilan jangka panjang bisnisnya. 

Hal ini sekaligus menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam membangun solusi pembayaran yang inklusif dan terintegrasi agar bisa mengoptimalkan peluang pertumbuhan industri pariwisata di tengah dinamika ekonomi digital Indonesia.

Sebagai tindak lanjut dari semangat kolaboratif tersebut, TikTok for Business dan Visa meluncurkan kampanye bersama yang menampilkan manfaat penggunaan solusi kartu komersial Visa saat beriklan di platform TikTok.

Melalui inisiatif ini, pelaku UMKM dapat memanfaatkan ekosistem digital secara lebih efektif dan hemat biaya sekaligus berpeluang mendapatkan kredit iklan hingga USD 6.000 bagi mereka yang memenuhi kriteria pengeluaran tertentu di TikTok Ads Manager.

Kolaborasi ini dirancang untuk membantu pelaku UMKM memperluas jangkauan, meningkatkan daya saing, dan mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

 “Usaha kecil dan menengah adalah fondasi penting bagi perekonomian pariwisata Bali. Dengan menghadirkan solusi pembayaran digital yang aman dan mudah melalui jaringan global Visa, kami membantu para pelaku UMKM menjangkau lebih banyak pelanggan, menjalankan operasional secara lebih efisien, dan bersaing di pasar internasional,” imbuhnya. 

Visa mendukung usaha kecil dan mendorong mereka untuk tumbuh dan berkembang. Visa juga memfasilitasi proses transisi dari transaksi tunai ke pembayaran digital yang aman dan saling terhubung, sehingga membuka peluang lebih besar di tingkat global. Ketika bisnis bisa menerima dan melakukan pembayaran dengan mudah, arus perdagangan menjadi lebih lancar dan manfaat ekonomi dapat dirasakan secara lebih merata.

Meskipun preferensi konsumen terhadap pembayaran nontunai terus meningkat riset Visa menunjukkan 60 persen masyarakat Asia Tenggara kini lebih memilih metode digital pelaku UMKM masih banyak yang lebih mengandalkan uang tunai.

Penelitian tersebut menemukan bahwa hambatan adopsi pembayaran nontunai meliputi persepsi biaya, keterbatasan penerimaan dari pemasok, dan kekhawatiran keamanan, dengan 43 persen serangan siber menargetkan UMKM.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved