WOW, Bupati Giri Prasta Bagi 17.632 Laptop Gratis Untuk Siswa
pengadaan 17.632 unit laptop untuk dibagi gratis kepada siswa kelas 5 dan 6 sekolah dasar dengan total anggaran Rp 114.764.000.000, 00.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA -Pemerintah Kabupaten Badung menganggarkan dana untuk sektor pendidikan sekitar Rp 1.002.486.919.919 atau 20, 21 pesen dari total belanja daerah yang dirancang pada KUA/PPAS tahun anggaran 2016/2017 sebesar Rp 4.960.523.583.567, 29.
Dana ini digunakan untuk merehabilitasi sekitar 103 unit gedung sekolah (SD dan SMP) serta pengadaan 17.632 unit laptop untuk dibagi gratis kepada siswa kelas 5 dan 6 sekolah dasar dengan total anggaran Rp 114.764.000.000, 00.
Dana lainnya untuk mendesain program pendidikan anak usia dini.
“Untuk pendidikan semuanya gratis. Pokoknya yang namanya pendidikan semuanya gratis. Tak ada pungutan apa pun,” jelas Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, seusai Sidang Paripurna DPRD Badung, Rabu (20/7/2016).
Untuk diketahui, APBD Badung tahun anggaran 2016/2017 yang hampir mencapai Rp 5 triliun, lebih banyak dialokasikan untuk kesejahteraan masyarakat.
Salah satunya bidang pendidikan mendapat porsi terbesar mencapai Rp 1 triliun lebih.
Menurutnya, karena biaya pendidikan digratiskan, segala bentuk pungutan seperti pungutan dana komite otomatis dihapus.
“Tidak ada lagi dana komite, segala sesuatu dilakukan dengan pola yang direncanakan. Segala sesuatu kalau dibahas dengan baik , pasti bagus,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Badung, I Ketut Widia Astika, menyatakan, setelah memperoleh laptop untuk penunjang peningkatan mutu pendidikan di Badung, para yang mengajar di kelas 5 dan 6 sekolah dasar akan diberikan pelatihan.
"Setelah memperoleh laptop, harus disesuaikan dengan kemampuan guru yang mengajar. Akan dilakukan pelatihan terkait pengetahuan isi laptop, materi pembelajaran yang akan diberikan seperti apa, dan bagaimana cara menggunakannya," ujar Widia Astika.
Dia mengakui belum tentu semua guru bisa menggunakan komputer/laptop untuk melakukan proses pembelajaran dengan baik sehingga harus dilakukan pelatihan terlebih dahulu.
"Saya bertanggung jawab untuk pengajarnya karena ini menyangkut mutu pendidikan di Badung ke depan," pungkasnya. (*)