Bisa Bertahan Sampai 4 Jam Di Dalam Kubur Dewa Aji Tapakan Orang Hebat?
Bisa dikatakan mustahil seseorang dapat bertahan hingga sampai empat jam lamanya.
Penulis: Sarah Vanessa Bona | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Terkait dengan tradisi adat Calonarang di Klungkung dimana seseorang dikubur selama empat jam dan dapat keluar hidup-hidup, Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, dr Dudut Rustyadi, menjelaskan bahwa seseorang sudah dianggap hebat apabila bisa menahan napas selama 30 menit saat dikubur di dalam tanah.
Dudut mengatakan secara medis manusia tidak akan bisa bernapas apabila sudah dikubur.
Kalaupun ada manusia yang dapat bernafas saat dikubur, biasanya orang tersebut hanya bisa bertahan selama 10-15 menit saja.
Bisa dikatakan mustahil seseorang dapat bertahan hingga sampai empat jam lamanya.
"Tapi itu mustahil kalau memang bisa bernafas ya, bernapas 30 menit di dalam tanah saja sudah hebat itu," ungkap Dudut.
Baca: Suara Teriakan Dan Gamelan Baleganjur Iringi Dewa Aji Tapakan Diarak Menuju Setra
Seperti diketahui Pertunjukan Calonarang dengan layon mependem atau dikubur di Desa Getakan, Klungkung menyulut penasaran masyarakat Bali.

Dewa Aji Tapakan Ketika berdiri di depan liang Kubur di Setra Desa Adat Getakan, Kamis (13/10/2016).
Ritual sakral dan sarat akan resiko tersebut dihadiri oleh warga dari seluruh penjuru daerah di Bali.
Meskipun harus berdesakan higga sulit melangkahkan kaki, warga tetap antusias ke Setra Getkan, untuk menjadi saksi layon Dewa Aji Tapakan dikubur di liang yang telah dibuat oleh keluarganya saat sore harinya.
Dewa Aji Tapakan yang hendak dipendem nampak diarak dan diiringi puluhan pengiring dengan menggunakan baju adat bali berwarna putih-putih.
Suasana riuh bercampur mistis begitu terasa ketika gamelan dan gong berbunyi kencang saat tengah malam itu.
Kerauhan juga sempat terjadi pada petang hari ketika suara gamelan terdengar riuh, dan ribuan Krama Banjar Adat Getakan berjalan perlahan menuju Setra.
Suasana sakral semakin terasa, ketika beberapa Krama Adat Getakan kerauhan, saat berjalan beriringan dengan Ratu MasKlungkung.

Petapakan Ratu Mas Bukit Jati, Ratu Mas Dalem Lingsir, Ratu Mas Klungkung
Ribuan Krama Banjar Adat Getakan turut menyaksikan persiapan prosesi Calonarang dengan layon mependem yang baru pertama kalinya digelar itu.
Setelah melakukan ritual persembahyangan, Dewa Aji Tapakanperlahan bangun dari duduknya.