Takut Warga Trauma, Seluruh Air Minum Otomatis Denpasar Distop, Dirut PDAM Pusing

Tewasnya Rendi akibat tersetrum saat minum air di fasilitas AMO membuat semua layanan di sejumlah ruang publik di Denpasar distop.

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali / I Wayan Erwin Widyaswara
Seorang warga mengambil foto AMO, yang merenggut nyawa Rendi Rizaldi pada Kamis (13/4) lalu. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR –Direktur Utama PDAM Denpasar Ida Bagus Gde Arsana membantah bahwa sebelumnya ada laporan yang masuk ke PDAM Denpasar terkait rusaknya AMO di Lapangan Puputan Badung.

Arsana enggan mengomentari sesuatu yang baginya tidak jelas sumbernya.

“Pertama-tama, PDAM belum pernah menerima keluhan masyarakat soal itu. Mungkin petugas yang datang ke sana saat itu dan dikeluhi adalah untuk perawatan rutin. Saya terus terang tidak mau mendengar ocehan tidak jelas. Yang ngomong siapa, dari mana bahwa pernah ada laporan ke PDAM. Intinya saya secara pribadi, belum ada laporan yang masuk ke saya dari staf,” kata Arsana, Jumat (14/4/2017), seraya mengaku dirinya sedang pusing akibat insiden tersebut.

Baca: Calon Atlet Taekwondo Itu Telah Berpulang, Jangan Ada Korban Lagi setelah Rendi

Baca: Awas! Ada Kabel Berasap saat Kena Air di Lapangan Puputan

Baca: Ternyata Sudah Banyak Korban Tersetrum saat Minum Air di Lapangan Puputan

Ia kemudian menjelaskan bahwa PDAM Denpasar menyediakan layanan keran air siap minum itu dengan niat baik.

Bahwa di kemudian hari ternyata membawa masalah, itu di luar perkiraan PDAM.

Arsana mengatakan, di Bali yang mempunyai program keran air siap minum ini hanya PDAM Denpasar.

Namun, niat untuk menyediakan fasilitas bagi publik itu tidak lantas berarti bahwa semua persoalan pada keran tersebut ditimpakan kepada PDAM Denpasar.

“Perlu diketahui, di Bali yang mengadakan AMO ini hanya kami saja. Karena apa, karena kami ingin menyediakan kebutuhan air bersih yang siap minum demi kesehatan warga. Kalau ke depan itu dianggap tidak dibutuhkan lagi, ya tergantung keputusan wali kota nanti,” kata Arsana.

“Belum tentu juga AMO jadi penyebabnya. Kan polisi masih melakukan penyelidikan apa penyebab pastinya. Nanti kalau penyebabnya ternyata  AMO itu, maka kita akan ambil keputusan bagaimana selanjutnya nasib AMO itu,” tandas Arsana.

Tewasnya Rendi akibat tersetrum saat minum air di fasilitas AMO membuat semua layanan keran air siap minum di sejumlah ruang publik di Denpasar distop.

Pantauan Tribun Bali kemarin sore, dua tempat AMO di sisi selatan Lapangan Puputan Badung tidak bisa dipakai.

Hal yang sama juga terjadi pada AMO di depan Bajra Sandhi, Renon, Denpasar.

"Kok mati ya keran air minumnya. Padahal saya haus sekali," ujar Billy Prayoga, remaja yang kemarin berolahraga di Lapangan Puputan Margarana Renon (Lapangan Renon), Denpasar.

Meski Billy sudah mengetahui ada yang meninggal kena setrum AMO saat akan minum, namun ia tidak takut minum air di AMO Bajra Sandhi.

"Iya saya sudah tahu berita anak tewas kesetrum AMO. Tapi kan fasilitas di sana dan di sini tentu beda," kata remaja 18 tahun dari Sidakarya Denpasar itu.

Warga lain, Made Riki berharap PDAM melakukan inspeksi rutin dan sering terhadap AMO-AMO yang ada agar warga tak jadi korban jika fasilitas itu bermasalah.

"Kalau menyediakan pelayanan harus juga diimbangi dengan pengawasan. Karena ini kan ruang publik. Ya semoga nanti ada peningkatan pengecekan terhadap alat-alat itu, biar aman," harap Made Riki.

Direktur Utama PDAM Denpasar, Ida Bagus Gde Arsana mengakui bahwa memang seluruh layanan keran air siap minum di Denpasar distop untuk sementara waktu.

Ini dilakukan lantaran, menurut PDAM, banyak warga trauma minum di AMO akibat kejadian meninggalnya Rendi.

"Memang sengaja kami stop untuk sementara. Ini semata-mata untuk meredam trauma masyarakat," kata Arsana kepada Tribun Bali.

Arsana menyatakan, total ada tujuh tempat keran air siap minum milik PDAM Denpasar yang diletakkan di sejumlah ruang publik di Denpasar.

Rinciannya, dua unit di Lapangan Puputan Badung Denpasar, dua unit di Lapangan Taman Kota Lumintang Denpasar, satu unit di areal jogging track Lapangan Renon Denpasar, satu unit di kawasan warung Men Weti Sanur, dan satu unit lagi di areal Graha Sewaka Dharma, Lumintang, Denpasar.

Arsana menyebut, AMO yang menyebabkan Rendi meninggal memang yang paling tua, yaitu sudah dipasang sejak tujuh tahun silam atau pada tahun 2010. Namun, sejauh ini Arsana menyebut dirinya tidak pernah menerima laporan tentang kerusakan fasilitas tersebut.

“Bentuk keran air minum di Lapangan Puputan Badung yang bermasalah itu paling berbeda dari yang lain. Namun, kami tidak pernah terima laporan kerusakannya. Kami selalu lakukan pemeliharaan rutin setiap dua minggu sekali,” jelas Arsana.(*)

Info ter-UPDATE tentang BALI, dapat Anda pantau melalui:
Like fanpage >>> https://www.facebook.com/tribunbali
Follow >>> https://twitter.com/Tribun_Bali
Follow >>> https://www.instagram.com/tribunbali
Subscribe >>> https://www.youtube.com/Tribun Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved