Kawah Gunung Agung Sudah Keluarkan Gas Berbahaya, Jangan Lewati Radius Ini!
Ia mengimbau masyarakat supaya tidak mendekati kawah karena berbahaya jika sampai menghirup gas yang dihasilkan kawah gunung.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali Dewa Made Indra menyebut saat ini Gunung Agung di Kabupaten Karangasem sudah mengeluarkan gas di kawah gunung.
Karenanya, ia mengimbau masyarakat supaya tidak mendekati kawah karena berbahaya jika sampai menghirup gas yang dihasilkan kawah gunung.
Baca: Bila Meletus, Daerah Ini Berpotensi Kejatuhan Piroklastik Serta Lahar Gunung Agung
Baca: Upaya Niskala Ditempuh, Berdoa dan Upacara di Sekitar Gunung Tertinggi di Bali Ini
Baca: Terkenang Letusan Gunung Agung Tahun 1963, Mangku Pastika Tekankan Ini untuk Keselamatan
“Kita mengimbau masyarakat supaya tidak mendekati kawah karena kawah bisa mengeluarkan gas dan kalau terhirup akan berbahaya. Gas itu sekarang sudah muncul tetapi masih di kawah belum naik keluar (gunung),” ujar Dewa Indra kepada Tribun Bali, Jumat (15/9).
Radius 2,5 kilometer dari kawah tidak bisa dimasuki saat ini karena ditakutkan gas itu akan terhirup oleh masyarakat dan membahayakan.
"Sewaktu-waktu dalam level waspada gas bisa naik," tambah Dewa Indra.
Baca: Penting! 12 Hal Yang Perlu Diketahui Tentang Gunung Agung Kini, Perhatikan Nomor Terakhir
Status Gunung Agung sudah dinaikkan dari Level I (Normal) ke Level II (Waspada) berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sejak Kamis (14/9) pukul 14.00 Wita.
Namun sampai kemarin belum ada erupsi baik debu atau abu yang keluar dari gunung tertinggi di Bali ini.
Dijelaskannya, Gunung Agung sudah memiliki peta kawasan rawan bencana (KRB).
KRB I paling bawah, KRB II di tengah, dan KRB tiga diatas.
Nantinya diprediksi jika ada erupsi, lahar yang keluar akan mengarah ke utara, selatan, dan tenggara.
“Kita sampai saat ini belum ada pemberian masker karena belum ada abu vulkanik. Begitu juga kita belum memberikan pengumuman adanya gangguan penerbangan, kalau nanti mengeluarkan abu pasti diumumkan,” jelasnya.