Gunung Agung Terkini
Mengenali Tanda Dan Status Level Gunung Sebelum Meletus, Gunung Agung Berkarakter Seperti Ini
Kita perlu mengetahui tingkatan-tingkatan ini agar bisa mengamati dan berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu gunung akan meletus.
Penulis: Eviera Paramita Sandi | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM - Sejak penetapan status Waspada pada Gunung Agung di Karangasem, Bali, (14/7/2017), penduduk tidak lagi melakukan pendakian hingga radius 3 kilometer dari kawah gunung, yang ketinggiannya 3.142 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu.
Meski demikian, Warga di lereng Gunung Agung tidak khawatir dengan kondisi gunung yang dinyatakan berstatus Waspada (Level II).
Mereka tetap beraktivitas seperti biasa.
Masyarakat memang diimbau tidak terlalu panik terhadap fenomena alam ini yang sudah menjadi siklus ini, meski harus tetap waspada karena gunung api ini bisa meletus kapan saja.
Namun pada gunung api, tidak ada letusan yang tidak bisa diamati karena akan selalu mengeluarkan pertanda.
Beda halnya dengan gempa bumi.
Dilansir dari ilmugeografi.com, sebuah gunung awalnya terbentuk dari aktivitas vulkanisme di perut bumi yang waktunya pun sangat lama..
Jenis Gunung Berdasarkan Sifat Erupsi

Ada bermacam macam jenis gunung, mulai dari gunung purba hingga yang masih baru, baik yang terbentuk akibat tenaga tektonik hingga vulkanik.
Namun untuk gunung berapi, terbentuk dari aktivitas vulkanik.
Di bawah ini adalah jenis gunung jika dilihat dari sifat dan material yang dikeluarkan saat terjadi erupsi:
· Gunung Berapi Perisai – Pada jenis ini gunung terbentuk akibat magma yang keluar sangat encer sehingga terus melebar dan terkadang membentuk sebuah pulau. Gunung api di tipe magma ini encer tidak akan menjulang tinggi, melainkan hanya melebar sehingga berbentuk mirip perisai adapun contohnya gunung Mauna Kea dan Mauna Loa yang terletak di Kepulauan Hawaii
· Gunung Berapi Maar – Gunung dengan jenis seperti ini mengeluarkan erupsi yang bersifat eksplosif sehingga bahan yang dikeluarkan sangat sedikit, sumber magma relatif dangkal dan sempit. Karena material yang keluar sedikit, umumnya gunung seperti ini tidak terlalu tinggi namun tersusun atas bahan bahan padat dan pada bagian kawahnya membentuk sebuah cekungan lebar dan tak jarang terisi dengan air sehingga membentuk sebuah danau.
· Gunung Berapi Strato – Gunung ini mirip dengan Gunung Agung yang ada di Bali, yaitu terbentuk dari erupsi yang berlangsung secara eksplosif dan efusif yang terjadi silih berganti secara terus menerus dalam kurun waktu sangat lama sehingga menyebabkan lereng mempunyai banyak lapisan dan dijumpai banyak batuan.
Gunung berapi jenis ini tinggi dan paling banyak ditemukan di dunia dan di Indonesia, contoh gunung Merapi, kelud, merbabu, semeru dan lainnya.