Kasus Godel Mati dengan Isi Jeroan yang Hilang Terungkap, Video ini Patahkan Isu Mistis
Kasus Godel Mati dengan Isi Jeroan yang Hilang Terungkap, Video ini Patahkan Isu Mistis
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Kasus kematian godel di desa Langgahan Kintamani, serta beberapa desa lainnya terkuak.
Kamera CCTV yang dipasang pada salah satu kandang milik warga mendapatkan rekaman, jika anak sapi diserang oleh sekawanan anjing hutan.
Kapolsek Kintamani, I Putu Gunawan, Selasa (6/11/2018) menjelaskan kamera CCTV ini merupakan tindak lanjut dari imbauan pihaknya, untuk mengetahui secara pasti dalang dibalik kasus misterius yang selama ini meresahkan warga.
Baca: Truk Hantam Dua Motor di Jalan Singaraja-Gerogak, Lima Orang Patah Tulang Hingga 4 Gigi Copot
CCTV itu, kata Kompol Gunawan dipasang pada kandang milik warga yang memiliki sapi bunting, dengan asumsi satu hingga dua minggu kemudian lahir anak sapi.
“Akhirnya tanggal 5 kemarin, anak sapi jantan umur 15 hari di kandang itu ditemukan mati. Dengan kondisi bagian leher dan perut terdapat luka gigitan, serta organ bagian dalamnya habis. Mengingat pada kandang itu telah dipasang kamera CCTV, maka kami panggil operator CCTV untuk mengecek rekamannya. Dan ternyata, anak sapi itu mati karena dikeroyok segerombolan anjing liar,” ujarnya.
Total anjing liar yang menyerang kandang sapi ini berjumlah sekitar tujuh ekor anjing.
Baca: Kecelakaan Maut di Jalan Tol, 5 Orang Tewas, Berikut Nama-nama Korban
Kawanan anjing ini mengelilingi indukan sapi pukul 23.00 wita, hingga kemudian menyerang anaknya yang berada diluar kandang.
Namun sayang, CCTV tidak merekam saat anakan sapi saat ditarik oleh anjing liar, lantaran hanya berfokus pada induk sapi.
Kompol Gunawan juga menjelaskan, sesuai prediksi awal, kematian anakan sapi disebabkan oleh serangan anjing liar, maupun macan kumbang.
Baca: Super Seksi, Video Maria Ozawa Saat Hadir di Birthday Party Barbie Nouva di Salah Satu Vila di Bali
Macan kumbang dilepaskan pada tahun 2003 lalu di hutan wilayah Desa Sukawana, Kintamani karena kasus illegal logging yang marak.
Sebab itu pihaknya sempat memprediksi penyebab kematian adalah dua jenis hewan ini, hanya saja perlu dibuktikan secara pasti penyebabnya.
Disampaikan pula, berdasarkan asumsi sebelumnya terkait bukti berupa bekas cakaran, Kompol Gunawan mengatakan jika cakaran itu sebenarnya merupakan gigitan.
Bekasnya yang hanya terletak pada satu sisi, disebabkan pada sisi lain yakni kulit luar, terdapat bulu yang cukup tebal yang menyebabkan bekas gigitan tidak nampak.
“Sedangkan saat dibuktikan berdasarkan rekaman CCTV, serangan terhadap anakan sapi dilakukan secara bergerombol, jadi bekas gigitan itu banyak. ada yang tergolong tajam ada yang tidak,” katanya.
Sementara alasan memakan jeroan, menurut Kompol Gunawan disebabkan bagian perut sapi lebih mudah dirobek, dibandingkan dengan bagian lainnya.