Idealnya Dihuni 120 Orang tapi Warga Binaan Capai 224, Lapas Perempuan Denpasar Over Kapasitas
Tingginya angka kriminalitas di Bali membuat Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar mengalami over kapasitas
Penulis: Noviana Windri | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, Noviana Windri Rahmawati
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Tingginya angka kriminalitas di Bali membuat Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar mengalami over kapasitas.
Berdasarkan data yang Tribun Bali himpun, Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar yang baru dibangun 1 tahun lalu itu, kini penghuni mencapai 224 orang atau warga binaan.
Jumlah kapasitas ideal lapas yang sebenarnya hanya dihuni 120 orang, mengalami over kapasitas sebanyak 104 orang.
Kalapas Perempuan Kelas IIA Denpasar, Lili mengakui saat ini Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar mengalami over kapasitas.
Baca: Pukul 4 Pagi Besok, Pedagang Pasar Badung Mulai Berjualan di Pasar yang Baru
Baca: Residivis Kasus Kepruk Kaca Mobil Diamankan Polresta Denpasar, Sekali Beraksi Gondol Puluhan Juta
"Di sini kan kapasitas 120 orang. Tapi diisi dengan 224 orang. Mau dimana pun semua lapas pasti sama," kata Lili kepada Tribun Bali saat ditemui di Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar, Kerobokan, Badung, Kamis (21/2/2019).
Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar memiliki 16 blok sel tahanan yang saat ini rata-rata diisi oleh 15 hingga 22 warga binaan yang seharunya diisi dengan 10 warga binaan.
Akibat over kapasitas di Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar, pihaknya melakukan pengawasan lebih untuk meminimalisasi hal yang tidak diiinginkan.
"Kami petugas-petugas itu menjaga lah, bagaimana caranya biar tidak berantem itu kami berikan pendekatan dan kasih sayang kepada mereka. Jadi itu yang kami khawatirkan kalau berantem, kalau rusuh, kami kan tidak ada kekuatan untuk itu,"
Baca: Kondisi Korban Kecelakaan di Jalan Cargo Denpasar yang Tergeletak Ditutup Kardus, Begini Kata Polisi
Baca: Harismail Diculik, Tangan Diborgol, Dihajar Dipaksa Mengaku Perkosa Bidan Y, Saksi: Ada Tembakan
"Bagaimana di dalam kami sibukkan mereka dengan binaan, diberi kegiatan keagamaan. Kami sadarkan kesalahan mereka, tobat mereka. Kami beri kegiatan kemandirian juga,"
"Jadi setiap pagi saya harus masuk ke kamar-kamar menyapa mereka, menanyakan kabar dan berpesan untuk tidak berantem, itu setiap hari saya lakukan," paparnya.
Selain itu, akibat over kapasitas tak jarang terjadi keributan di dalam Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar.
"Pasti ada warga binaan yang bandel. Namanya juga ngurusin orang yang bermasalah ya. Pasti ada pelanggaran. Namanya perempuan, Mbak. Saat sedang masa sensitif emosinya lagi tinggi tidak bisa kita bendung. Tapi kami bisa mengingatkan dan mengingatkan,"
Baca: Begini Infrastruktur di Laboan Bajo, Siswi dan Guru Harus Rela Basah-basahan Saat KBM
Baca: Kuasai 36 Paket Sabu-sabu Dituntut 12 Tahun 8 Bulan, Ari Mohon Dihukum Ringan
"Hal-hal kecil bisa saja berantem. Menurut kita hal yang tidak penting hanya omongan saja juga bisa berantem. Kemarin, hari Sabtu (16/2/2019), itu saya kan libur, itu juga sempat berantem. Saya ajak duduk mereka. Ya gara-gara omongan jadi tersinggung," ungkapnya.
Lili menambahkan, keributan yang paling parah yang terjadi di Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar yakni saling jambak antar warga binaan.
"Kalau yang paling parah itu pernah saling jambak-jambakan. Hampir guling-gulingan. Sebenarnya masalah sepele, hal-hal kecil. Ya kondisi kita di sini ya seperti itu lah. Bisa jadi karena over kapasitas juga. Kamarnya penuh misalnya akhirnya barangnya tergeser sedikit saja dia berkelahi," tambahnya.
Sementara, sebanyak 66 sipir dengan rincian 55 sipir wanita menjaga keamanan di dalam lapas, dan 11 sipir lelaki bertugas menjaga di pemeriksaan Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar.(*)