Ketersediaan Bahan Baku dan Persaingan dengan Produk Luar Bali jadi Tantangan Perajin di Buleleng

Ketidaktersediaan bahan baku yang memadai, bisa menjadi salah satu penyebab usaha itu "gulung tikar"

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali
Kunjungan Dekranasda Provinsi Bali ke Kabupaten Buleleng, Kamis (21/2/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Tidak bisa dipungkiri, ketersediaan bahan baku sangatlah penting bagi seorang perajin.

Jika tidak tersedia bahan baku yang memadai, maka bisa saja menjadi salah satu penyebab usaha itu "gulung tikar".

Perajin endek asal Jinengdalem, Kabupaten Buleleng, Jayadi misalnya.

Guna memenuhi kebutuhan bahan baku ia mesti mengambilnya keluar daerah.

Baca: Tajam di Lini Depan, Eks Striker Bali United Ini Resmi Gabung Persija Jakarta

Baca: 826 Orang Ikuti Seleksi PPPK di Banyuwangi, Paling Banyak Guru

Setali tiga uang dengan Jayadi, dialami juga oleh perajin Dupa, Putu Wahyu yang dalam memasarkan produknya harus bersaing dengan produk dupa dari luar Bali.

"Selain itu kami perajin dupa juga menghadapi persaingan dengan produk dupa asal luar Bali, yang membuat persaingan harga cukup sengit, mungkin perlu ada regulasi khusus untuk itu," pintanya.

Hal itu Putu Wahyu katakan saat bertemu dengan Wakil Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Tjok Putri Haryani Ardhana Sukawati, Ketua Harian Dekranasda Provinsi Bali, Widiasmini Indra, dan Ketua Dekranasda Kabupaten Buleleng, Aries Suradnyana di Ruang Rapat Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Buleleng, Kamis (21/2/2019) pagi.

Baca: 154 Warga Binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar Terdaftar Sebagai Pemilih Pemilu 2019

Baca: Pedagang Pasar Badung Khawatir Kehilangan Pelanggan, Komang Nira: Mudah-mudahan Laris

Ketua Dekranasda Kabupaten Buleleng, Aries Suradnyana mengatakan, beberapa kerajinan dari Buleleng sudah memiliki ciri khas yang berbeda dari daerah lainnya.

Kerajinan itu, kata dia, seperti songket dan endek khas Jinengdalem, lukisan kaca asal Nagasepeha, kerajinan alumunium asal Menyali dan beberapa kerajinan lainnya.

"Semuanya punya nilai dan ciri khas yang berbeda dari daerah lain," cetus istri Bupati Agus Suradnyana ini.

Ia juga memberikan apresiasi atas kehadiran Dekranasda Provinsi Bali sebagai langkah nyata pembinaan dan pengembangan potensi perajin lokal di Kabupaten Buleleng.

Baca: Setelah Ramai di Media Sosial, Pemkab Klungkung Tinjau Lokasi Kerusakan SMPN 3 Dawan

Baca: Idealnya Dihuni 120 Orang tapi Warga Binaan Capai 224, Lapas Perempuan Denpasar Over Kapasitas

"Buleleng punya daerah yang luas dan potensi kerajinan yang sangat banyak. Pembinaan dari Dekranasda Bali tentunya dapat memberi inovasi-inovasi baru bagi perajin untuk berkembang lebih naik lagi," harapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Tjok Putri Haryani Ardhana Sukawati ingin para perajin turut melestarikan dan mewariskan identitas Budaya Bali dalam tiap produknya.

"Produk yang punya jati diri budaya Bali dapat meningkatlan nilainya, lewat brand Bali itu sendiri," tuturnya di hadapan belasan perwakilan perajin dalam kunjungan sekaligus pembinaan Dekranasda Provinsi Bali.

Baca: Kisah di Balik Lapas Perempuan Denpasar yang Over Kapasitas, Kalapas: Paling Parah Jambak-jambakan

Baca: Pukul 4 Pagi Besok, Pedagang Pasar Badung Mulai Berjualan di Pasar yang Baru

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved