Dadong Domi Bertahan Hidup dari Memulung di Usia Senja, Rawat Cucu dan Anak yang Sakit
Di senja kala usianya, Dadong Domi harus menanggung beban merawat anak ketiganya, Komang Ardi Mertayasa (30) dan cucu-cucunya
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Ni Nyoman Domi alias Dadong Domi mesti meneguhkan hati. Di senja kala usianya, ia menanggung beban merawat anak ketiganya, Komang Ardi Mertayasa (30) dan cucu-cucunya.
Dengan kondisinya yang demikian, warga Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara ini justru tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Ia mengaku secara ekonomi keluarganya benar-benar tidak mampu.
Untuk hidup saban hari, mereka mengandalkan belas kasihan tetangga.
Sementara anaknya yang dulu sebagai tulang punggung keluarga, telah meninggal. Dong Domi mengambil pekerjaan memulung untuk menghidupi keluarganya.
Dong Domi menuturkan, anak ketiganya sakit kronis dan hanya tinggal tulang saja. Belum lagi, biaya untuk berobat dan membeli obat sudah tidak bisa ia penuhi.
"Obat sudah habis. Tidak cukup untuk berobat dan membeli obat," ucapnya.
Selain anak ketiganya itu, ia harus merawat dua cucunya yang tidak memiliki ayah. Dong Domi menceritakan, dulu ekonomi keluarga ditopang oleh almarhum anak pertamanya.
Mereka memiliki usaha warung kecil-kecilan di depan rumahnya menjual bensin serta membuka tambal ban. Namun usaha itu pun bangkrut karena tidak lagi ada modal untuk membukanya kembali.
Apalagi, sejak beberapa bulan lalu, anak ketiganya, Komang Ardi Mertayasa yang sakit parah, sebenarnya menanggung biaya keluarga. Namun sakit dan kondisi makin lemah sehingga tidak lagi bisa membiayai keluarga.
Akhirnya perekonomian keluarga ini benar-benar lumpuh.
"Tidak ada siapa lagi. Jadi saya cuma memulung, kadang dapat Rp 10 ribu biar dapat bekel (uang saku) buat cucu. Kadang juga tidak dapat. Syukur ada saja dermawan yang baik memberi cucu saya bekal sekolah," jelasnya.
Terkait anaknya, tim medis dari puskesmas setempat kerap datang mengecek anaknya yang sakit.
Selama ini, ia hanya mengandalkan kerabat karena belum masuk daftar keluarga miskin meski perekonomiannya kini lumpuh.
Karena itu, Dadong Domi berharap ada bantuan untuk menunjang kehidupan keluarganya.
"Sekarang ini cuma pasrah karena sudah tidak punya biaya lagi," keluhnya.
Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan mengaku sudah meminta Dinas Sosial melakukan pengecekan ke lapangan.
"Tapi kami telusuri dulu masalahnya, kenapa belum masuk daftar keluarga miskin," ujarnya. (*)