Surat Edaran Pembuatan Ecobrick di Tabanan, Solusi Nyata Pengurangan Sampah Plastik
Dinas Pendidikan Tabanan menerbitkan surat edaran yang berisi ajakan mengurangi sampah plastik dengan mengolahnya menjadi ecobrick
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
Surat Edaran Pembuatan Ecobrick di Tabanan, Solusi Nyata Pengurangan Sampah Plastik
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Dinas Pendidikan Tabanan menerbitkan surat edaran yang berisi ajakan mengurangi sampah plastik dengan mengolahnya menjadi ecobrick. Satu di antaranya dengan membuat batu bata dari limbah.
Ecobrick adalah botol plastik yang diisi oleh sampah dengan padat. Ajakan ini diserukan kepada seluruh elemen dan ditekankan kepada pelajar dan PNS di lingkungan Pemkab Tabanan.
Khusus untuk para pelajar, rencananya hasil dari pembuatan ecobrick ini akan dikumpulkan terlebih dahulu, kemudian akan dikumpulkan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan dan menjadi sebuah karya artistik.
Contoh yang sudah menerapkan ecobrick adalah SDN 1 Mambang, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, Bali.
"Ecobrick menjadi solusi masalah sampah plastik yang sederhana. Selain ramah lingkungan, juga mempunyai berbagai manfaat dan mudah dibuat," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, I Wayan Miarsana, Minggu (14/7/2019).
• WBP Lapastik Bangli Perkenalkan Tas Wanita Berbahan Koran
• 650 Hektare Persawahan di Denpasar hingga Oktober Tak Bisa Ditanami Padi
Selain memiliki manfaat untuk lingkungan, tentunya juga akan membina para pelajar dan ASN, khususnya tentang pentingnya pengolahan sampah plastik atau limbah.
Kata dia, surat edaran ini diterbitkan untuk pembuatan ecobrick di seluruh sekolah dan untuk PNS di lingkungan Pemkab Tabanan.
"Pastinya akan bertahap dan nantinya bisa membiasakan anak-anak mengumpulkan sampah plastik, intinya jangan sampai di sekolah masih ada sampah plastik berserakan. Sebab sampah sudah menjadi persoalan," jelasnya.
Miarsana mengharapkan, dengan kegiatan pembuatan ecobrick yang bekerjasama dengan DLH Tabanan akan bisa terus berlangsung sehingga sampah plastik nantinya bisa berkurang.
"Ini merupakan wujud kami di jajaran pendidikan yang sangat mendukung kegiatan DLH dalam upaya bersama perangi sampah plastik, khususnya pembinaan di kalangan generasi muda," tandasnya.
• Nagita Slavina Menangis Dengar Tiga Pengakuan Mengejutkan Raffi Ahmad Ini
• Seperti Apa Tren Bisnis Kopi di Masa Depan?
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tabanan, I Made Subagia mengatakan, gerakan membuat ecobrick ini merupakan turunan dari program Taktik (Tabanan Anti Sampah Plastik).
"Cara pembuatannya juga tak terlalu susah, adalah dengan memadatkan limbah plastik dalam satu buah botol mineral. Ecobrick bisa dimanfaatkan menjadi beragam hasil karya seperti bisa menjadi bangku taman dengan bentuk-bentuk yang unik, untuk dekorasi taman, dinding, dan lainnya," ujar Subagia.
Subagia menjelaskan, untuk awal ecobrick akan dimanfaatkan sebagai tembok penyengker di sekolah-sekolah.
Inovasi pertama untuk pembuatan tembok penyengker sudah ada di SD Negeri 1 Mambang.
Untuk pembuatan tembok penyengker tersebut membutuhkan 30.000 botol ecobrick.
Bahkan untuk memperkenalkan ecobrick, DLH juga sudah mendahului pembuatannya sebanyak 400 botol dan sudah terpasang.
Jika satu ecobrick beratnya 0,5 kilogram, dan jika terkumpul dengan eatimasi 30.000 botol, artinya sebanyak 15 ton sampah plastik di Tabanan bisa diatasi dan berjejer sebagai hasil karya. (*)