Semua Umat Datang Meditasi di Pura Malen di Lereng Gunung Batukaru
Berjalan sekitar 100 meter, akan terlihat sebuah patung Dewa Siwa yang sedang duduk dengan tinggi sekitar 10 meter.
Penulis: I Made Argawa | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Di Desa Pujungan, Pupuan, Tabanan, Bali, terdapat patung Dewa Siwa dengan tinggi 10 meter.
Patung raksasa di dalam Pura Malen itu menjadi tempat meditasi dari berbagai umat beragama, dan juga politisi menjelang pemilu atau pilkada.
Jalan yang ditempuh untuk menuju Pura Malen cukup terjal.
Pengunjung harus menyusuri jalan menanjak di Desa Pujungan menuju ke SMAN 1 Pupuan.
Jalan tak sepenuhnya diaspal dan beberapa bagian hanya dibeton.
Kondisi ini membuat pemedek harus melajukan kendaraan dengan lambat dan hati-hati.
Setelah melewati SMAN 1 Pupuan, pemedek baru menemukan Pura Malen di lereng Gunung Batukaru.
Suasana yang sepi dan tenang ditambah udara dingin pegunungan, membuat aura religius langsung terasa begitu memasuki area pura.
Di sebelah Pura Malen tampak dua buah patung serdadu bertuliskan Linggih Denbagus Made (kanan) dan Linggih Denbagus Nyoman (kiri).
Di depan patung serdadu masing-masing dilengkapi meriam.
Di utara dua patung serdadu, pemedek akan berhadapan dengan sebuah patung pertapa yang “dikawal” oleh dua patung macan warna hitam dan merah.
Berjalan sekitar 100 meter, akan terlihat sebuah patung Dewa Siwa yang sedang duduk dengan tinggi sekitar 10 meter.
Siwa disebut-sebut dewa terkuat dalam mitologi Hindu.
Penggagas patung Siwa raksasa itu adalah Wayan Sutarjana (50).
Menurutnya, patung itu didirikan tahun 2008 dan pengerjaannya memakan waktu 10 bulan.