Hari Raya Imlek
Han Sinatra Berharap Ekonomi Stabil Memasuki Tahun Monyet Api
"Ini adalah konco satu-satunya di Tabanan, dan yang datang sembahyang Imlek tidak hanya dari Tabanan, tapi juga ada dari Denpasar," jelasnya.
Penulis: I Made Argawa | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Puluhan warga Tionghoa sejak pagi telah berduyun-duyun mendatangi Vihara Cattra Dharma di Banjar Gerokgak Gede, Desa Delod Peken, Tabanan, Bali, Minggu (7/2/2016), untuk melakukan persembahyangan Tahun Baru Imlek 2567/2016.
Di Tahun Monyet Api, warga keturunan Tionghoa berharap ekonomi membaik dan stabilitas keamanan terjaga.
(Pura Dalem Balingkang Bukti Akulturasi Tionghoa dan Bali, Keyakinan pada Ratu Subandar)
Seorang warga Tionghoa, Han Sinatra (55), seusai sembahyang mengatakan dirinya sebagai wirausaha di bidang otomotif berharap di tahun yang baru ada perubahan dan perekonomian Indoneisa bisa bangkit dari keterpurukan.
(Loncat Sana Sini, Cermati Keuangan di Tahun Monyet Api !)
"Ya kami berharap di tahun yang baru perekonomian membaik dan keamanan bisa tetap terjaga," kata Han yang punya usaha di Jl Gatot Subroto, Denpasar itu.
Pria kelahiran Tabanan yang kini menetap di Denpasar itu mengungkapkan, sebagai wirausaha dirinya memprediksi di pertengahan tahun atau semester kedua pada 2016 ekonomi bisa kembali membaik dan tumbuh secara signifikan.
"Prediksi saya bersama teman-teman pengusaha semester kedua tahun ini ekonomi bisa membaik," ujarnya.
Seorang warga keturunan Tionghoa lain, Handi Heri Susanto, juga mengatakan hal senada.
Dirinya selalu berharap di tahun yang baru ada rezeki dan kemakmuran.
"Saya selalu berharap ada rezeki dan kemakmuran yang melimpah," ujarnya.
Untuk waktu sembahyang, pria yang juga menjadi taoke di Vihara Cattra Dharma (2015-2016) itu menyebutkan dimulai sejak pagi hingga malam, dan warga Tionghoa ramai melakukan sembahyang pada sore hingga malam.
"Sembahyang Imlek hari ini (kemarin, red), besok (hari ini, red) perayaan dengan bagi angpaonya," jelasnya.
Jumlah warga Tionghoa yang datang ke Vihara Cattra Dharma untuk sembahyang Imlek mencapai ribuan orang.
Maklum, inilah satu-satunya vihara atau konco bagi warga Tionghoa di Tabanan untuk sembahyang Imlek.
"Ini adalah konco satu-satunya di Tabanan, dan yang datang sembahyang Imlek tidak hanya dari Tabanan, tapi juga ada dari Denpasar," jelasnya.
Vihara Cattra Dharma tidak hanya dijadikan tempat persembahyangan saat Imlek, vihara tersebut juga dijadikan tempat persembahyangan saat perayaan Hari Raya Waisak.
Ada tiga bangunan utama yakni Dharma Sala, Bhakti Sala (tengah), dan Pagoda Kwam In.
Bangunan pertama di vihara yang luasnya sekitar 10 are itu adalah Bhakti Sala yang menyerupai Konco seperti tempat sembahyang umat Khonghucu.
Sekitar tahun 80-an umat Budha di Tabanan kembali mendirikan sebuah bangunan di sebelah selatan Bhakti Sala yakni Dharma Sala yang lebih mirip bangunan vihara.
Warga Tionghoa pada perayaan Imlek juga melakukan persembahyangan di Dharma Sala. (*)