Bentrokan di Lapas Kerobokan
Terdakwa dan Saksi Rusuh di Lapas Kerobokan Saling Memaafkan
Berhasil meloloskan diri dari serangan, Diaskara melihat rekannya, Dore, telah bersimbah darah.
Penulis: Putu Candra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
"Saya lihat teman saya, Dore, sudah banyak keluar darah, saya tolong dan ambil baju untuk mencegah pendarahan. Saya minta petugas memanggil ambulance," tuturnya.
Mendengar keterangan saksi, Hakim Achmad Peten Sili bertanya apakah ada petugas saat terjadinya penyerangan.
"Ada petugas nggak waktu kejadian," tanya hakim.
"Ada petugas tapi tidak ada yang melerai atau menolong saya saat jatuh. Mungkin mereka takut," jawab Diaskara.
Saat ditanya tim penasehat hukum para terdakwa terkait dengan penyerangan, Diaskara mengaku tak memberikan perlawanan.
Dirinya hanya fokus untuk meloloskan diri dari penyerangan.
"Bagaimana mau melawan, kami tiba-tiba diserang dan tidak ada pikiran akan diserang. Saya hanya berlari dan berusaha lolos dari mereka," jawabnya.
Usai kejadian, Diaskara dibawa ke RS Sanglah untuk dirawat.
Berdasarkan hasil visum, ditemukan luka-luka akibat pukulan.
"Setelah kejadian, saya dibawa ke RS Sanglah, besoknya dikembalikan ke lapas. Saat dibawa ke rumah sakit, saya merasa kepala, kaki dan tangan sakit karena pukulan dan tendangan," terang Diaskara.
Penasehat hukum para terdakwa pun bertanya kepada saksi apakah mau memaafkan pelaku.
Diaskara menyatakan mau memaafkan.
"Secara pribadi saya sama para terdakwa tidak ada masalah, yang penting mereka sadar dan sampai saat ini saya pertanyakan apa dasar mereka pukul saya. Saya pasti memaafkan kalau mereka mau menjelaskan apa masalahnya," ucapnya.
"Seharusnya para terdakwa yang meminta maaf kepada saksi," sela Hakim Peten Sili.
Para terdakwa pun kemudian berdiri, mendekat dan berjabat tangan meminta maaf kepada Diaskara.