Bangke Matah Dikubur di Klungkung Bali
Magis, Bangke Matah Dikubur dan Ditinggal di Setra Hidup-hidup Kamis Besok
Banjar Adat Getakan tetap akan melaksanakan ritual pertunjukan Calonarang dengan watangan atau bangke matah dipendam atau dikubur yang akan diperankan
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tragtag setinggi 11 meter sudah dibuat dan tampak kokoh berdiri.
Di salah satu pojok Bale Banjar Getakan, tampak peti yang akan digunakan sebagai tempat bersemayamnya bangke matah juga sudah selesai dibuat.
Peti tersebut cukup besar yakni memiliki ukuran lebar 1,15 meter, panjang 2 meter, dan tinggi 1,2 meter.
Rangkaian upacara memasar dan memungel di Banjar Adat Getakan dimulai Selasa (11/10/2016) dengan diawali prosesi nedunan Petapakan Ratu Mas Bukit Jati, Ratu Mas Dalem Lingsir, Ratu Mas Klungkung, dan Petapakan Barong Ket yang sebelumnya distanakan di Pura Dalem Desa Pakraman Getakan.
Setelah nedunang, langsung dilanjutkan prosesi ngider bhuana untuk selanjutnya petapakan tersebut distanakan di Bale Banjar Adat Getakan.
Prosesi tersebut dilanjutkan Rabu (12/10) sore, Buda Kliwon Pahang (Pegat Uwakan).
Sekitar pukul 16.00 Wita akan dilaksanakan memasar dan memunggel dengan menggunakan salah satu upakara menyamblik kucit butuhan (babi) dan dilakukan sembahyang bersama di perempatan Banjar Adat Getakan.
Ritual dilanjutkan Kamis (13/10/2016) pagi, dengan dilaksaakan upakara banten penganyar atau pesucian.
Sekitar pukul 16.00 Wita, Tapakan Ratu Mas Bukit Jati, Ratu Mas Dalem Lingsir, Ratu Mas Klungkung, dan Petapakan Barong Ket kembali diusung untuk bawa ke setra atau kuburan setempat.
Saat itulah, krama Banjar Getakan membuat liang kubur untuk mengubur bangke matah.
Prosesi mengubur bangke matah ini akan dilakukan saat pertunjukan Calonarang di malam harinya tepat pukul 00.00 Wita.
Setelah dikubur, watangan harus ditinggal dalam kondisi terkubur.
Atau masyarakat paling tidak berada minimal 200 meter dari setra.
Sekitar pukul 04.00 Wita, Ida Betara Ratu Mas Klungkung yang sedang mesolah akan datang ke setra untuk membangkitkan bangke matah dari liang kuburnya. (*)