Bangke Matah Dikubur di Klungkung Bali
Suara Teriakan Dan Gamelan Baleganjur Iringi Dewa Aji Tapakan Diarak Menuju Setra
Baleganjur yang sebelumnya sangat riuh, berganti alunan gamelan klentangan yang terdengar sangat sendu.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Eviera Paramita Sandi
Gamelan Bleganjur serta teriakan dari penabuhnya, membuat prosesi tersebut kian terasa sakral dan magis.
Meskipun harus berdesakan higga sulit melangkahkan kaki, warga tetap antusias ke Setra Getkan, untuk menjadi saksi layon Dewa Aji Tapakan dikubur di liang yang telah dibuat oleh keluarganya saat sore harinya.
Waktu menunjukan pukul 04.00 Wita, Jumat (14/10/2016).
Suana mistis kian terasa di Setra Getakan, Banjarangkan , Klungkung, Bali yang kian dipadati oleh warga.
Tidak berselang lama, tepuk tangan bergemuruh.
Puluhan ribu pasang mata, menyaksikan langsung layon Dewa Aji Tapakan bangkit dari liang kuburnya.
Pertunjukan Calonarang dengan layon mependem atau dikubur di Desa Getakan, Klungkung menyulut penasaran masyarakat Bali.
Ritual sakral dan sarat akan resiko tersebut dihadiri oleh warga dari seluruh penjuru daerah di Bali.
Bahkan saking sesaknya, hanya untuk berjalan pun terasa sulit karena berimpitan. (*)