Bangke Matah Dikubur di Klungkung Bali

Suara Teriakan Dan Gamelan Baleganjur Iringi Dewa Aji Tapakan Diarak Menuju Setra

Baleganjur yang sebelumnya sangat riuh, berganti alunan gamelan klentangan yang terdengar sangat sendu.

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Dewa Aji Tapakan sebelum menjalani prosesi penguburan, Jumat (13/10/2016) 

Gamelan Bleganjur serta teriakan dari penabuhnya,  membuat prosesi tersebut kian terasa sakral dan  magis.

Meskipun harus berdesakan higga sulit melangkahkan kaki, warga tetap antusias ke Setra Getkan, untuk menjadi saksi layon Dewa Aji  Tapakan dikubur di liang yang telah dibuat oleh keluarganya saat sore harinya.

Waktu  menunjukan pukul 04.00 Wita, Jumat (14/10/2016).

Suana mistis kian terasa di Setra Getakan, Banjarangkan , Klungkung, Bali yang kian dipadati oleh warga.

Tidak berselang lama, tepuk tangan bergemuruh.

Puluhan ribu pasang mata, menyaksikan  langsung layon Dewa Aji Tapakan bangkit dari liang kuburnya.

Pertunjukan Calonarang dengan layon mependem atau dikubur  di Desa Getakan, Klungkung menyulut penasaran masyarakat Bali.

Ritual sakral dan sarat akan resiko tersebut dihadiri oleh warga dari seluruh penjuru daerah di Bali.

Bahkan saking sesaknya, hanya untuk berjalan pun terasa sulit karena berimpitan. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved