Jembatan Cinta Nusa Lembongan Putus
Desa Lembongan akan Gelar Upacara Labuh Gentuh Pasca Putusnya Jembatan Kuning
Sukadana mengungkapkan pihaknya telah melakukan paruman adat di Balai Banjar Lembongan, Klungkung, Bali, Selasa (18/10/2016) malam.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Desa Pakraman Lembongan berencana akan menempuh jalur niskala, sebagai bentuk pembersihan bhuana agung atas tragedi yang menyebabkan delapan korban jiwa tersebut.
Sukadana mengungkapkan pihaknya telah melakukan paruman adat di Balai Banjar Lembongan, Klungkung, Bali, Selasa (18/10/2016) malam.
Baca: Mengharukan, Pengabenan 2 Bocah Bersaudara Korban Jembatan Kuning, Boneka Jadi Hadiah Terakhir
Paruman tersebut melibatkan tokoh masyarakat, prajuru adat, pihak Desa Dinas Lembongan, termasuk keluarga korban.
Tujuan paruman tersebut untuk mengambil langkah apa yang akan dilakukan oleh pihak Desa Pakraman Lembongan, pasca tragedi putusnya jembatan kuning.
“Setelah kita melakukan paruman adat dengan pihak-pihak terkait, dan kita sepakat akan menggelar upacara Labuh Gentuh bertepatan saat Purnama Sasih Kedasa pada tahun 2017 mendatang,” ujar Sukadana.
Upacara Labuh Gentuh tersebut rencanannya akan dilaksanakan di dua lokasi, yakni di Catus Pata atau titik 0 Desa Lembongan dan di lokasi runtuhnya jembatan kuning.
Sebelum dilakukannya upacara Labuh Gentuh, pihak desa pakraman juga akan menggelar upakara Guru Piduka Mapu Agem di Pura Khayangan Tiga Desa Pakraman Lembongan.
Selain itu juga akan diadakan ritual matur pekelem yang akan menggunakan sarana upakara berupa sapi, kerbau, dan kambing.
Sementara untuk pembiayaan ritual tersebut akan melibatkan krama Desa Adat Lembongan, termasuk memohon dana ke pemerintah maupun pihak swasta.
“Semoga dengan berbagai upacara tersebut, kejadian yang dialamai krama Desa Lembongan hari Minggu lalu tidak pernah terjadi lagi. Terlebih sampai menelan banyak korban jiwa,” harap Sukadana. (*)