Jembatan Cinta Nusa Lembongan Putus
Krama Kerauhan dan Menari Layaknya Ikan, Magisnya Pecaruan Pasca Runtuhnya Jembatan Kuning
Spirit yang masuk ke tubuh sejumlah krama yang kerauhan itu sebagai rencang atau pengikut Ida Bhatara yang berstana di lokasi tersebut.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA – Ritual pecaruan panca sata digelar di Jembatan Kuning penghubung Nusa Lembongan dan Ceningan, Selasa (1/11/2016).
Saat persembahyangan dimulai, sejumlah krama kerauhan.
Ada yang beteriak, ada yang menari di pinggir pantai layaknya ikan.
Spirit yang masuk ke tubuh sejumlah krama yang kerauhan itu sebagai rencang atau pengikut Ida Bhatara yang berstana di lokasi tersebut.
Suasana sakral pun terasa sejak ritual dimulai sekitar pukul 16.00 Wita.
Upacara pasca tragedi yang memakan delapan korban jiwa tersebut diikuti oleh krama dari Desa Lembongan dan Desa Jungut Batu.
Perbekel Lembongan, Ketut Gede Arjaya menuturkan, upacara pecaruan dan ngulapin tersebut dilaksanakan untuk mengembalikan kondisi jiwa korban yang selamat agar tidak mengalami trauma berkepanjangan.
“Kita namanya orang Bali, pasti tetap percaya akan hal itu, inilah tujuan dari upacara ini” ujar Gede Arjaya, Rabu (2/11/2016).
Sarana upakara yang dipakai saat upacara tersebut tergolong sederhana.
Hanya lima ekor ayam berwarna dijadikan caru.
Bendesa adat Lembongan, I Made Sukadana beberapa waktu lalu telah melakukan paruman (rapat adat, Red) di Balai Banjar Lembongan.
Paruman tersebut melibatkan tokoh masyarakat, prajuru adat, pihak Desa Dinas Lembongan, dan keluarga Korban.
Tujaun paruman untuk mengambil langkah apa yang akan dilakukan oleh pihak Desa pakraman Lembongan pasca tragedi putusnya akses yang juga dikenal dengan nama lain Jembatan Cinta.
“Setelah kita melakukan paruman adat dengan pihak-pihak terkait, dan kita sepakat akan menggelar upacara labuh gentuh bertepatan saat Purnama Sasih Kedasa pada tahun 2017 mendatang,” ujar Jero Bendesa.
Upacara nanti akan dilaksanakan di dua lokasi, yakni di catus pata atau titik nol Desa Lembongan, dan di lokasi runtuhnya Jembatan Kuning.