Tragis, Ini Kronologi Lengkap Dua Keluarga Mesiat Gara-gara Adu Mulut, Wayan Suka Kritis
Situasi menjadi mencekam setelah dua keluarga terlibat perkelahian berdarah, Selasa (20/12/2016) tengah malam.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Berdasarkan informasi di lapangan, kejadian tersebut bermula ketika Gusti Agung Wiryana (26) bersama rekannya, Vijay Pranata (25), Dronat (30), dan Bitak Lunga (32), berkumpul di Balai Banjar Tengah, Desa Selat, untuk bermain biliar, Selasa sekitar pukul 20.00 Wita.
Wayan Suka tiba-tiba datang dengan memaki-maki serta menantang seluruh orang yang ada di lokasi biliard.
Ketika itu tidak ada satu pun orang yang menanggapi makian dari Wayan Suka, karena diduga saat itu dalam kondisi mabuk.
Namun, tanpa alasan yang jelas, Wayan Suka kemudian menyenggol dan menghujamkan bogem mentah ke dahi Gusti Agung Wiryana sebanyak tiga kali.
Remaja tersebut nyaris tersungkur dan mengalami memar di dahi.
Setelah dilerai oleh teman-temannya, Gusti Agung Wiryana kemudian pulang ke rumahnya.
Gusti Agung Wiryana ternyata tidak terima dengan pemukulan yang dilakukan Wayan Suka. Emosi masih menyelimuti Gusti Agung Wiryana sesaat ia tiba di rumahnya di Banjar Jeroan, yang lokasinya tidak jauh dari Balai Banjar Tengah.
Gusti Agung Wiryana lalu menceritakan kejadian pemukulan yang baru ia alami kepada ayahnya, I Gusti Lanang Alit (53).
Mendengar cerita putranya, I Gusti Lanang Alit, langsung naik pitam.
Gusti Lanang bergegas keluar rumah untuk mencari Wayan Suka sembari membawa sebatang besi sepanjang 1,5 meter, kemudian disusul oleh putranya, Gusti Agung Wiryana yang membawa sebilah pedang.
Naas, bapak dan anak yang tengah disulut dendam tersebut berpapasan dengan Wayan Suka di Jalan Raya Desa Selat, tepatnya di selatan Balai Banjar Tengah.
Keributan di antara ketiganya pun tidak dapat terhindarkan.
Sempat terjadi duel antara Gusti Lanang dan Wayan Suka.
Keduanya bergulat dan sempat terjadi tarik menarik pipa besi.
Saat Wayan Suka tersimpuh dan duduk di aspal, dengan membabi buta Gusti Agung Wiryana menghujamkan pedangnya.