Eksekusi di Kampung Bugis Serangan

Ini Sejarah Orang Bugis di Serangan, Masjid dan Rumah Panggung Kuno Zaman Raja Badung

Kala itu merupakan awal mula masuknya orang Bugis ke Bali, khususnya di Pulau Serangan, Denpasar, yang sekarang dinamakan Kampung Bugis.

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/I Wayan Erwin Widyaswara
Seorang warga berziarah di sebuah kuburan tua di Kampung Bugis, Serangan, Denpasar, Rabu (4/1/2017) sore. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Batu nisan yang bertuliskan "Puak Matoa" itu tampak berisi ukiran.

Tak jelas bentuk ukirannya, apakah khas Jawa atau Bali.

Di sanalah makam seorang tokoh yang dulunya dikenal sebagai penggerak warga Bugis pada abad ke-17.

Baca: Warga Kampung Bugis Masih Buntu Mau Tinggal di Mana, Anak-anak Kehilangan Baju Sekolah

Baca: Rai Mantra Bolak Balik Telepon Camat Densel, Pernah Tawarkan Transmigrasi

Kala itu merupakan awal mula masuknya orang Bugis ke Bali, khususnya di Pulau Serangan, Denpasar, yang sekarang dinamakan Kampung Bugis.

Di batu nisan kuburan itu pula, tampak tulisan "Syeh Haji Mukmin Bin Hasanudin".

Dialah orang Bugis pertama yang menempati Pulau Serangan bersama 44 orang Bugis lainnya.

Dalam bahasa orang Bugis, Puak Matoa diartikan sebagai seorang kepala lingkungan.

Dialah orang yang berhasil mengelabui Belanda dengan ilmu kanuragannya, sehingga perjalanannya berlayar tak bisa diintai Belanda waktu itu.

Kala itu, pada tahun 1600-an, ketika Belanda (VOC) mengeluarkan aturan, banyak orang Bugis yang tidak terima, namun sebagian ada yang takluk.

Mereka yang tidak terima inilah, kemudian memilih pergi berlayar.

Ada yang ke Sumbawa, Kalimantan, Sumatera, dan ke Bali.

"Mukmin ini adalah satu dari rombongan yang berlayar itu. Karena ada tekanan politik, terutama aturan dari VOC yang tidak mau diikuti. Nah waktu itu mencar (berpencar, Red), dan Puak Matoa ini yang datang ke Bali," kata Drs Haji Ahmad Sastra MPd, satu di antara keturunan Puak Matoa, Haji Mukmin itu kepada Tribun Bali, Rabu (4/1/2017).

Ahmad Sastra adalah anak keempat dari cucu Mukmin yang bernama Haji Abdulah.

Haji Abdulah memiliki ayah bernama Haji Muhammad Saleh.

Haji Saleh inilah anak pertama dari Mukmin yang merupakan Puak Matoa dari Kampung Bugis di Serangan.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved