Bernostalgia di Kayun Restaurant, Hidangan Lebih Nikmat Ditanak dengan Tungku Kayu Bakar
Aroma nasi baru matang pun membangkitkan rasa lapar, ingin lekas mengambil piring.
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Menanak nasi di atas tungku kayu api barangkali menjadi pemandangan yang sulit Anda temui di sebuah restoran.
Kebanyakan tempat makan modern saat ini menggunakan rice cooker untuk menanak nasi.
Selain praktis, nasi hangat pun bisa didapat dengan proses yang lebih cepat.
Namun terkadang orang Bali masa kini ingin sedikit bernostalgia dengan dapur masa lalu mereka, yang penuh dengan asap tungku, kayu bakar membara, serta kukusan di atas bejana dengan nasi hangat pada permukaannya.
Aroma nasi baru matang pun membangkitkan rasa lapar, ingin lekas mengambil piring.

Kayun Restaurant yang terletak di Desa Mas, Ubud dapat membawa Anda teringat kembali pada masa-masa itu.
Di restoran ini terdapat satu dapur khusus yang digunakan untuk memasak nasi dengan cara tradisional: kukusan dan tungku saang (kayu bakar).
Menariknya, dapur ini terlihat jelas dari ruang makan dan bersanding dengan pemandangan sawah di sampingnya.
Sungguh menjadi pemandangan nostalgik bagi pengunjung lokal, dan unik bagi tamu asing.
Dapur tersebut berdiri bukan hanya sebagai pajangan.
Di dapur tradisional itulah semua nasi yang dinikmati pengunjung Kayun Restaurant berasal.

Cok Istri Damajani, manajer Kayun Restaurant, menyebutkan dapur tradisional inilah yang menjadi ikon dari restoran yang berdiri sejak 2011 ini.
"Senada dengan nuansa tradisionalnya, masakan yang tersaji pun rata-rata khas Bali," ujar Cok Damajani.
Mulai dari sup hingga makanan penutup disajikan dengan resep tradisional Bali.
Kendati demikian, teknik penyajiannya dibuat dengan tampilan paduan tradisi dan modern.