Bernostalgia di Kayun Restaurant, Hidangan Lebih Nikmat Ditanak dengan Tungku Kayu Bakar
Aroma nasi baru matang pun membangkitkan rasa lapar, ingin lekas mengambil piring.
Apa yang dipetik itulah yang nanti akan mereka olah di dapur, sehingga kesegaran bahan pun sangat terjamin.
Memetik sayuran ini bisa membawa pengalaman tersendiri bagi peserta.
Mereka bisa melihat bagaimana proses mendapatkan bahan makanan dari awal.
Di kebun ini, usia tanaman sangat beragam, mulai dari bibit hingga ada yang sudah siap dipanen.
Peserta akan dibuat sadar tentang berapa waktu yang dihabiskan petani sayur untuk menghasilkan sumber makanan yang kita nikmati nanti.
Setelah itu, peserta cooking class akan diajak ke dapur untuk mulai memasak.
Di bawah bimbingan koki masakan Bali profesional, peserta akan diajak membuat beberapa menu khas Bali.
Mereka diajarkan membuat sambal goreng, sayur urap, sate lilit, hingga merasakan sensasi mengulek sambal.
"Kami ingin mereka tahu bahwa sebelum ada blender dan mixer, kami orang Bali menghaluskan bumbu di atas pengulekan sederhana. Tentu hal ini sekaligus memperkenalkan budaya dan tradisi Bali kepada para tamu," ujar Cok Damajani.
Di bagian akhir cooking class, tentu saja peserta dapat menikmati apa yang telah mereka masak tadi.
Bukankah masakan sendiri biasanya akan terasa lebih nikmat?
Menurut Cok Damajani, setiap peserta cooking class terlihat senang dengan agenda ini.
"A great experience, pengalaman yang luar biasa. Begitu kata mereka," ucap Cok Damajani.
Ia pun berharap agar apa yang didapat peserta ketika cooking class bisa dipraktikkan di rumah mereka masing-masing.
Sebab para chef dan tutor telah memberikan penjelasan dengan cara yang praktis dan mudah diingat. (*)