Bernostalgia di Kayun Restaurant, Hidangan Lebih Nikmat Ditanak dengan Tungku Kayu Bakar

Aroma nasi baru matang pun membangkitkan rasa lapar, ingin lekas mengambil piring.

Istimewa
Nasi Bali 

Makan di restoran ini serasa lebih menyenangkan dengan dukungan interiornya. 

Hiasan ukiran kayu yang menjadi khas Desa Mas tampil sebagai pemanis suasana.

Bangunan cottage yang berdiri di halaman juga menarik perhatian.

Menurut Cok Damajani, bangunan terbuka tersebut sewaktu-waktu kerap dipakai untuk kegiatan yoga.

Halaman restoran pun sering dijadikan tempat pesta outdoor.

Tak ketinggalan pemandangan sawah yang tak hanya diam.

Di waktu-waktu tertentu pengunjung dapat melihat aktivitas petani.

Di saat musim padi menguning seperti saat ini, burung pipit terlihat kalang kabut saat petani berteriak mengusir mereka.

Sebuah pemandangan yang dirasa cukup menarik bagi mereka yang tak akrab dengan suasana persawahan.

Masak Sendiri Hasil Petikanmu

Memasak adalah kegiatan yang melibatkan seluruh panca indera. Karena itu,  ketika belajar membuat menu baru, seluruh indera seakan diajak untuk merasakan pengalaman baru pula.

Pengalaman ini tak mau dilewatkan oleh tamu yang berkunjung di Kayun Restautant. Sebelum mencicipi makanan, beberapa tamu memilih untuk mengikuti cooking class (pelajaran memasak).

"Cooking class ini kami buka setiap hari, setiap jam breakfast (sarapan) dan lunch (makan siang). Dengan peserta minimal 2 orang dan maksimal 20 orang, cooking class bisa dimulai," jelas Cok Istri Damajani, manajer restoran.

Sebelum memasak, peserta diajak untuk pergi ke kebun organik yang terletak di belakang restoran.

Mereka bebas memetik apa saja yang ditanam di kebun tersebut. Ada daun ubi, sayur hijau, dan sebagainya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved