Detik-Detik Longsor di Buleleng, Penambang Batu Diterjang Reruntuhan, Sudarsana Tewas Terjepit

Sejak satu tahun bekerja, tak ada firasat sedikit pun dirasakan oleh ketiga penambang itu. Hingga akhirnya, musibah tiba-tiba datang

Editor: Eviera Paramita Sandi
Istimewa
Grafis Tribun Bali 

Laporan Wartawan Tribun Bali / Ratu Ayu Astri Desiani 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Dua penambang batu di Banjar Dinas Alas Sari, Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali, tertimbun longsor, Minggu (3/9/2017) pukul 15.00 Wita.

Ini terjadi saat mereka sedang sibuk menambang.

Baca: Potongan Kaki Masih Terhimpit di Antara Bebatuan Labil, Korban Longsor Tejakula Tewas Mengenaskan

Satu di antaranya tewas terjepit reruntuhan batu.

Para korban adalah Ketut Sudarsana (50), Komang Kardiasa (27), dan Nengah Bangkit.

Sudarsana tewas di lokasi kejadian.

Sedangkan Komang Kardiasa dikabarkan berhasil selamat, meski menderita patah tulang pada bagian kaki kirinya, serta mengalami luka-luka disekujur tubuhnya.

"Sudarsana tewas, Kardiasa ada di dalam retuntuhan, astungkara nyawanya bisa tertolong, Kardiasa masih bisa berkomunikasi dengan tim penyelamat.

Sedangkan Nengah Bangkit juga selamat, karena saat longsor terjadi dia sedang memindahkan batu di tempat lain," kata Kasubag Humas Polres Buleleng, AKP Nyoman Suastika.

Belakangan diketahui,  sudah satu tahun lamanya, ketiga pria asal Desa Pacung, Kecamatan Tejakula ini bekerja sebagai buruh tambang batu pilah, di tanah milik Ketut Mandara.

Dengan peralatan seadanya seperti linggis, betel dan palu, mereka mulai mengikis sedikit demi sedikit tanah yang di dalamnya terdapat bongkahan-bongkahan batu pilah hingga berbentuk kubangan besar.

Sejak satu tahun bekerja, tak ada firasat sedikit pun dirasakan oleh ketiga penambang itu.

Hingga akhirnya, kemarin, musibah tiba-tiba datang menimpa mereka.

Nengah Bangkit yang berhasil selamat dari maut ini pun merasa begitu bersyukur.

Sebab, saat longsor terjadi, ia kebetulan ditugaskan untuk memindahkan hasil galian ke atas.

Baru berjalan sekitar dua meter dari posisi galian, longsor tiba-tiba datang menerjang, hingga menimbun Sudarsana dan Kardiasa.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD) Buleleng, Ketut Susila mengatakan, medan di lokasi longsor memang cukup berat.

Pihak BPBD Buleleng tidak bisa memasukkan alat berat ke lokasi longsor, yang akhirnya membuat proses evakuasi terkendala.

Karena kendala itu, kata dia, BPBD Buleleng langsung menghubungi Basarnas karena lokasi longsor ada korban jiwa.

"Kami sudah mengevakuasi yang selamat, sekarang sudah dibawa ke rumah sakit. Yang satu warga meninggal masih menunggu hasil survei dan kajian Basarnas. Basarnas sudah ke sini, hari ini bisa dievakuasi tapi tergantung hasil kajian dari Basarnas.Sekarang ini, kami masih berupaya mengevakuasi korban yang meninggal," jelas Susila.

Kapolsek Tejakula, AKP I Wayan Sartika mengatakan, Komang Kardiasa berhasil dievakuasi sekitar pukul 18.30 Wita

 Ia langsung dilarikan ke RSUD Buleleng untuk penanganan intensif. Sementara untuk jenazah Ketut Sudarsana, hingga berita ini ditulis masih dilakukan upaya evakuasi oleh tim BPBD Buleleng, bersama dengan tim Basarnas Provinsi Bali. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved