Gunung Agung Terkini
TERKINI: Retakan Kawah Gunung Agung Kian Meluas, Indikasi Terjadi Gempa Tremor
Kawah Gunung Agung telah berubah dibandingkan keadaan kawah di tanggal 13 September 2017
Penulis: Putu Candra | Editor: Aloisius H Manggol
Jika menuju erupsi, kegempaan akan seperti apa, apakah kekuatannya meninggi?
Suantika menyatakan kegempaan tidak akan bisa terbaca dan jumlahnya kian banyak.
"Gempanya sudah tidak bisa dibaca. Gempanya banyak sekali. Kalau sudah erupsi, gempanya tidak terasa. Mungkin hanya airsoft aja yang kita dengar. Gempa tremor yang terjadi terus menerus tapi tidak terasa. Tapi bisa terdeteksi oleh seismograf, karena kan sensitif," paparnya.
Lebih lanjut, skenario erupsi Gunung Agung dikatakan Suantika, berawal munculnya asap putih (solfatara), kemudian asap kian menebal dan terjadi perubahan warna.
"Setelah asap putih tipis, secara visual asap makin abu-abu tebal, makin menghitam, dan makin tinggi. Itu bisa dilihat, dan itu sudah bisa kita anggap erupsi. Sekarang kan asapnya masih terlihat warna putih. Setiap pagi kan kita bisa lihat," terangnya.
Apakah erupsinya kecil atau besar?
Ditanya demikian, Suantika kembali mengacu ke skenario letusan Gunung Agung tahun 1963.
"Mungkin bisa saja ya, erupsinya bergulung-gulung dulu, sesuai skenario letusan 1963. Kepulan abu tinggi, disusul lelehan lava dan awan panas. Mungkin juga ada eksplosif agak besar, itu skenario kedua, mungkin," ujarnya.
Terkait dengan kegempaan, Suantika menyatakan, tujuh hari terakhir ini, fluktuasi jumlah kegempaan diatas angka 500 gempa tektonik dalam, sekitar 300 gempa vulkanik dangkal ,serta terjadi gempa tektonik lokal 60 kali ke atas.
"Itu artinya kegempaan Gunung Agung masih kritis, karena gempa-gempa yang terasa, sehari rata-rata terjadi 10 kali dalam seminggu terakhir ini," jelasnya.(*)
