Gunung Agung Terkini
Kepulan Asap Kawah Gunung Agung Agak Tebal dari Sebelumnya, Rekahan Meluas Ratusan Meter
Terjadinya rekahan di kawah Gunung Agung ditandai dengan munculnya asap solfatara.
Penulis: Putu Candra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Jika menuju erupsi, apakah kegempaan semakin kuat?
Suantika menyatakan kegempaan tidak akan bisa terbaca dan jumlahnya kian banyak.
"Gempanya sudah tidak bisa dibaca. Gempanya banyak sekali. Kalau sudah erupsi, gempanya tidak terasa. Mungkin hanya airsoft saja yang kita dengar. Gempa tremor yang terjadi terus-menerus tapi tidak terasa. Tapi bisa terdeteksi oleh seismograf, karena kan sensitif," paparnya.
Skenario erupsi Gunung Agung berawal munculnya asap putih (solfatara), kemudian asap kian menebal dan terjadi perubahan warna.
"Setelah asap putih tipis, secara visual asap makin abu-abu tebal, makin menghitam, dan makin tinggi. Itu bisa dilihat, dan itu sudah bisa kita anggap erupsi. Sekarang kan asapnya masih terlihat warna putih. Setiap pagi kan kita bisa lihat," terangnya.
Apakah erupsinya kecil atau besar, Suantika kembali mengacu ke skenario letusan Gunung Agung tahun 1963.
"Mungkin bisa saja ya, erupsinya bergulung-gulung dulu, sesuai skenario letusan 1963. Kepulan abu tinggi, disusul lelehan lava dan awan panas. Mungkin juga ada eksplosif agak besar, itu skenario kedua, mungkin," ujarnya.
Terkait dengan kegempaan, Suantika menyatakan, tujuh hari terakhir ini, fluktuasi jumlah kegempaan di atas angka 500 gempa tektonik dalam, sekitar 300 gempa vulkanik dangkal, serta terjadi hempa teknonik lokal 60 ke atas.
"Itu artinya kegempaan Gunung Agung masih kritis, karena gempa-gempa yang terasa, sehari rata-rata terjadi 10 kali dalam seminggu terakhir ini," jelasnya.
Suantika pun kembali menegaskan bahwa saat ini Gunung Agung masih Level IV (status Awas), dan masih kritis.
"Jadi sudah siap mau meletus," tegasnya.
Pasang Tiltmeter
Sementara itu, PVMBG kembali memasang dua alat tiltmeter yang merupakan pendeteksi kembang kempesnya gunung.
Alat tersebut dipasang di badan Gunung Agung bagian utara, tepatnya di Desa Ban, Kecamatan Kubu.
Suantika menjelaskan, pemasangan tiltmeter untuk mengetahui kembang kempesnya gunung dan medeteksi volume material yang terkandung di dalam Gunung Agung.
