Gunung Agung Terkini
Baru di Ketinggian 1.800 Meter, Tiba-Tiba Kamera Drone Untuk Gunung Agung Bermasalah
Saat sudah mencapai ketinggian 1.800 meter, drone pun terpaksa di return to home (mendarat kembali).
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Eviera Paramita Sandi
Drone yang digunakan memiliki spesifikasi khusus yang disediakan oleh BNPB.
Nantinya drone tersebut akan terbang setinggi lebih dari 3 kilometer untuk menangkap secara visual kondisi deformasi Gunung Agung, termasuk keadaan di dalam kawah.
Hasil dari penangkapan visual dengan drone ini untuk melengkapi hasil pemantauan yang biasanya menggunakan Tiltmeter dan GPS.
"Kalau kita naik ke sana kan tidak berani, jika kondisi Gunung Agung dalam keadaan seperti ini. Jadi paling efektif memang menggunakan drone khusus. Jika kita pengamatan secara visual kurang maksimal, karena kita hanya memantau dari jarak 12 kilometer. Sementara satelit juga masih belum efektif. Kalau drone semoga nanti hasilnya maksimal, dan kita bisa tahu dengan jelas sebagaimana penggelembungan
Gunung Agung termasuk kondisi di dalam kawahnya," ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG), Kasbani, ketika ditemui di Pos Pengamatan Gunungapi Agung di Desa Rendang, Karangasem, kemarin.
Kepala BNPB Willem Rampangilei pun menginisiasi penggunaan drone untuk memantau kawah Gunung Agung.
“Kita harus kerahkan drone yang memiliki spesifikasi khusus terbang tinggi yang mampu mendokumentasikan semua fenomena di kawah. Tanpa drone kita tidak tahu apa yang terjadi.Citra satelit tidak dapat setiap saat memantau perkembangan kawah. Oleh karena itu, drone menjadi pilihan yang terbaik. Aman, efektif dan update,” kata Willem.
BNPB mengerahkan tiga unit drone dengan spesifikasi berbeda.
Tiga unit drone fixed wing yaitu Koax 3:0, Tawon 1.8 dan Mavic, sedangkan dua unit drone jenis rotary wing adalah multi rotor M600 dan Dji Phantom.
Mengingat tinggi Gunung Agung sekitar 3.031 meter di atas permukaan laut (mdpl) maka diperlukan drone yang memiliki kemampuan terbang tinggi.
Drone Koax 3:0 dan Tawon 1.8 memiliki kemampuan terbang hingga 13.000 kaki atau 4.000 meter.
Mesin menggunakan baham bakar ethanol agar dapat terbang tinggi. Drone tersebut nantinya akan mengambil dokumentasi berupa video dan foto di sekitar kawah Gunung Agung.
Sementara drone rotary wing mampu terbang dengan ketinggian 500 meter digunakan untuk memetakan permukiman dan alur-alur sungai.
Untuk mendukung semua itu digunakan Ground Control Station yang mobile. (*)