Gunung Agung Terkini
Mendesak, 80 Jembatan di Karangasem Perlu di Cek Sebelum Diterjang Lahar Hujan Gunung Agung
Jika volume lahar yang mengalir cukup banyak, itu berpengaruh pada pondasi jembatan.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA – Deputi I BNPB (Badan Nasional Penanggulangan bencana), Wisnu Widjaja mengatakan bahwa jembatan-jembatan yang terancam ambruk sekitar 80 buah seandainya erupsi Gunung Agung terjadi.
Sebagian besar jembatan itu berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, II, I serta ada juga jembatan di kawasan aman.
Semua jembatan di Kabupaten Karangasem.
Baca: Kondisi Pedesaan di Lereng Gunung Agung Kini Memprihatinkan, Sepi Bak Tanpa Kehidupan
Jembatan-jembatan yang rawan ambruk diterjang lahar dingin itu tersebar di Kecamatan Rendang, Selat, Kubu, Karangasem, Manggis, serta Sidemen.
Wisnu menambahkan, Pemerintah Daerah (Pemda) Karangasem harus cek kondisi jembatan yang menjadi penghubung antar Kecamatan dan jembatan kehadirannya sangat mendesak.
Digunakan sebagai jalur evakuasi warga serta pendistribusian logistik ke posko pengungsian, jika jembatan terputus, maka petugas kesulitan evakuasi.
"Jembatan itu sangat mendesak. Sebelum terjadi erupsi, pejabat daerah harus mengecek kondisinya. Kalau aliran lahar sekunder (hujan) deras, jembatan itu bisa ambruk. Menurut data BNPB, 80 jembatan harus segera dicek. Jangan menunggu lahar hujan datang," tambah Wisnu.
Sementara itu, satu diantaranya jembatan yang bisa terdampak lahar hujan adalah Jembatan Tukad Yeh Sah, Kecamatan Selat.
Kepala Dinas (Kadis) Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Karangasem, Ketut Sedana Merta mengakui Jembatan Tukad Yeh Sah rawan.
Jembatan yang berusia belasan tahun itu akan dialiri lahar hujan seandainya erupsi besar terjadi.
Jika volume lahar yang mengalir cukup banyak, itu berpengaruh pada pondasi jembatan.
"Katanya jembatan goyang saat diterjang lahar hujan pada 28 November yang lalu. Karena itu, petugas Dinas Pekerjaan Umum Bali langsung pantau ke lokasi," kata Sedana Merta, Minggu (3/12/2017)
Mantan Kepala Bappeda Karangasem ini menjelaskan, jembatan yang menghubungkan Kecamatan Selat dan Rendang ini pancangnya akan diperkuat.
Alirannya dibagi 2 agar pondasi jembatan tidak diterjang lahar hujan. Harapannya, masyarakat tetap bisa melewati jembatan jika erupsi, sehingga warga tak terisolasi.
"Pancang jembatan sudah ditumpuki batu biar tambah kuat. Alirannya di bagi dua biar pancang jembatan tak dihantam lahar hujan. Ini sudah cukup kuat jika lahar dingin menerjang jembatan," terang Sedana Merta.
Untuk jembatan-jembatan yang lain, kata dia, masih dianggap aman dan pondasi jembatan masih kuat.
Pemerintah saat ini fokus pada jembatan yang rawan ambruk jika terkena lahar dingin.
Mengenai berapa jumlah jembatan yang terancam ambruk diterjang lahar hujan jika erupsi, Sedana Merta belum bisa pastikan dengan alasan belum mendapat laporan. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/sungai-yeh-sah_20171203_110243.jpg)