Mantan Polisi Ditemukan Tewas
TERKUAK, Begini Aiptu Made Suanda Tewas Dibunuh, Sempat Disuguhi Obat Tidur di Minuman
Menurut pengakuan pelaku kepada polisi, Sudiana, Budianta dan Veri mendapatkan Rp 10 juta dari hasil penjualan mobil itu.
Penulis: I Dewa Made Satya Parama | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Polresta Denpasar menetapkan Gede Ngurah Astika alias Sandi, Dewa Made Budianta, Dewa Made Sudiana, dan Putu Very Permadi sebagai tersangka pembunuhan Aiptu I Made Suanda (58).
Terkuak korban Suanda tewas setelah dihantam helm dan gelas kaca oleh para pelaku, dengan Sandi sebagai otak pembunuhannya.
Baca: Ini Kronologi Lengkap Pembunuhan Aiptu Made Suanda, Ngurah Astika Sampai Bisa Beli Mobil
"Sudah resmi kami tetapkan tersangka. Dan juga sudah kami tahan," kata Kapolresta Denpasar Kombespol Hadi Purnomo, Senin (25/12/2017) kepada Tribun Bali.
Hadi menjelaskan, penetapan ini berdasarkan dari keterangan keterlibatan para tersangka, keterangan para saksi, kemudian didalami dan sesuai bukti-bukti keempatnya menjadi tersangka dalam kasus ini.
Sedangkan untuk otak pembunuhan adalah Gede Ngurah Astika alias Sandi.
"Seperti pernyataan kemarin bahwa memang Ngurah Astika alias Sandi itu yang menjadi otaknya," bebernya.
Tim gabungan Polsek Denpasar Barat dan Polresta Denpasar menangkap Sandi di tempat kosnya di wilayah Tabanan, Sabtu (23/12/2017).
Dari penangkapan otak pembunuhan Suanda itu, polisi kemudian berhasil menangkap pelaku lainnya yakni Dewa Made Sudiana, Dewa Made Budianta, dan Putu Veri Permadi di Buleleng.
Sandi diketahui membagi rata uang hasil penjualan mobil Honda Jazz milik korban Suanda ke pelaku lainnya.
Menurut pengakuan pelaku kepada polisi, Sudiana, Budianta dan Veri mendapatkan Rp 10 juta dari hasil penjualan mobil itu.
Sementara Sandi mengaku kepada ketiga orang itu hanya mendapatkan Rp 80 juta, padahal hasil penjualan yang didapat Sandi dari saksi YH sebesar Rp 158 juta.
YH adalah orang yang membeli mobil Jazz tersebut dari tangan Sandi, kemudian dijual lagi hingga akhirnya ditemukan di sebuah showroom di Tabanan.
Diduga Sandi sengaja mengelabui pelaku lain hanya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.
"Ini masih pengakuan para terduga pelaku, masih perlu didalami lagi," terang sumber kepolisian.