Dagang Nasi Lawar di Renon Patok Harga Rp 2 ribuan, Ngurah Anggada: Sehari Kantongi Rp 500 Ribu
Namun, kini mereka bisa merasa gembira dengan adanya penjual nasi lawar yang hanya mematok harga Rp 2 ribu.
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Biasanya masyarakat beragama Hindu membeli nasi lawar dengan harga sekitaran Rp 10 ribu bahkan terkadang bisa lebih.
Namun, kini mereka bisa merasa gembira dengan adanya penjual nasi lawar yang hanya mematok harga Rp 2 ribu.
Ngurah Anggada (30), pria asal Karangasem, Bali ini menjadi salah satu pedagang nasi lawar murah meriah tersebut.
"Nasi, lawar, serapah dan yang lainnya itu masing-masing kita jual Rp 2 ribu, jadi pembeli bisa bebas mau milih lauknya apa dan nasinya berapa bungkus," jelasnya ketika ditemui pada Rabu (10/1/2018) sore tadi.
Diketahui bahwa Ngurah bersama pedagang nasi lainnya mendapatkan barang dagangannya dari pemasok meskipun dirinya dan pedagang yang lain memiliki pemasok yang berbeda.
Sering berjualan di seputaran Renon, Bali, Ngurah mengaku bisa mendapatkan Rp 500 ribu perharinya dari menjual nasi lawar tersebut.
"Kalau jualan pagi bisa dapet sekitar Rp 350 ribu dan sore hanya dapet Rp 150 ribu, itupun karena sore saya ngambil dagangannya lebih sedikit," ungkapnya.
Ngurah juga menjelaskan bahwa dalam sehari dirinya berjualan sebanyak dua kali, yaitu pagi dan sore hari.
"Jualan dari jam 8 sampai jam 12 siang, habis itu saya kembalikan sisa jualan yang tidak habis ke Bos (pemasok) untuk ditukar dengan jualan yang baru. Habis itu mulai jualan lagi dari jam 4 sampai jam 6."
Diakui olehnya bahwa hal ini merupakan perintah pemasoknya untuk menghindari menjual makanan yang basi, karena meskipun murah tetap kualitas dan rasa lebih diutamakan. (*)