Ngerinya Leak di Bali, Dirahasiakan Dalam 100 Kelahiran, Dari Nusa Penida Diyakini Paling Ampuh
Ada dua jalur ilmu di Bali, pengiwa (jalur kiri, black magic) dan penengen (jalur kanan, white magic).
Barbara Lovric menyebut kehadiran "jalur kiri" atau "jalur nafsu" untuk mencapai kesempurnaan ini adalah bagian dari tradisi Tantrisme yang juga pernah, bahkan mungkin masih, hidup di Jawa.
Kedua jalur kiwa-tengen ini sepertinya tidak berhubungan.
Tetapi sudah menjadi rahasia umum di Bali, banyak dukun yang belajar ilmu pengiwa lebih dulu, sebelum belajar penengen.
Sayangnya, dukun – dukun yang ditemui tidak mengakui hal ini.
Barangkali selain karena "undang-undang" untuk merahasiakan leak tadi, mereka takut bakal "dicoba keampuhannya" oleh para praktisi dunia pangleyakan.
Kalau yang menjajal ilmu mereka lebih lemah, tidak apa-apa, mereka bisa menang. Kalau si pencoba lebih hebat, bisa berabe.
Belajar jalur kiri sebelum mempelajari jalur kanan, bukannya dilakukan tanpa dasar.
Ngurah Harta - satu-satunya orang yang secara terbuka mengaku pernah mempelajari ilmu pangleyakan - mengatakan, "Untuk pengobatan penderita sakit akibat ilmu pengiwa, kadang-kadang diperlukan ilmu pengiwa juga."
Selain itu, menurut Karji, pada tingkat tertentu, pengiwa .ini menjadi bagian dari ilmu penengen juga.
Beberapa tempat di Bali seperti Sanur, Suwung, Sabha (Gianyar), Nusa Penida, atau Bangli, disebut sebagai tempat yang kekuatan leaknya ampuh, tapi sejauh ini tidak didapatkan keterangan tentang komunitas leak.
Menurut hasil penelitian Barbara Lovric, kekuatan leak tidak terletak pada persatuan di antara mereka, melainkan bersifat individual. Kadang-kadang memang ada leak yang berkumpul, tapi itu dilakukan untuk menguji kesaktian masing-masing.
Pertempuran antarleak, bisa jadi juga karena yang satu ingin mencelakakan, dan yang lain bertindak sebagai balian yang membela kliennya.
Tampaknya, ada rasa saling segan di antara para pendukung ilmu ini.
Orang Bali daratan, misalnya, menganggap leak dari Nusa Penida, pulau di selatan Bali, amat ampuh.
Orang Nusa Penida sendiri menganggap orang daratan, terutama yang berasal dari Bangli, ilmu leaknya lebih maut.
