Ngerinya Leak di Bali, Dirahasiakan Dalam 100 Kelahiran, Dari Nusa Penida Diyakini Paling Ampuh
Ada dua jalur ilmu di Bali, pengiwa (jalur kiri, black magic) dan penengen (jalur kanan, white magic).
Jadi Tontonan Pertempuran
Pertempuran antarleak ternyata juga bisa disaksikan oleh manusia.
Made Artadi (33), misalnya, mengaku pernah melihat dua bola api berwarna merah dan kuning, terbang dan saling berbenturan di udara, di pantai Padang Galak, Sanur, sekitar tahun 1987.
Leak berwujud dua bola api yang berkejaran di atas pepohonan, disaksikan oleh Komang Jepri (29) dan Ketut Prasetya di wilayah Karangasem sekitar tahun 1990.
Salah satu kisah pertempuran yang acap disebut-sebut oleh para penggosip leak di Bali, adalah pertempuran legendaris antara seorang ratu leak dari Sanur dan peleak sakti dari Kramas, Gianyar. Perang leak yang terjadi sekitar 1988 itu dimenangkan leak dari Kramas.
Walaupun - sayangnya - tidak ada yang sempat melihat sendiri, para pencerita mengungkapkan bahwa sejak kekalahan itu, kesaktian leak di Sanur yang pernah disegani melemah.
Luh Ketut Ariani, seorang penjaga sebuah homestay di Ubud, dengan antusias menceritakan sebuah "perang leak" pada 12 Maret 1995 di sore hari.
Gadis ini menyatakan, ada empat leak yang bertarung.
Semuanya berbentuk bola api yang saling berbenturan dan menimbulkan bunyi ledakan, mirip perang antarpiring terbang dalam film.
Hebatnya, perang yang terjadi di Penestanan, di Ubud, 25 km sebelah utara Denpasar, itu berlangsung tiga jam sebelum matahari terbenam, dan beberapa turis sempat menonton!
Sabuk monyet Rp 40.000,-
"Penestanan itu berasal dari Penestyan, salah satu tingkatan atau jenis ilmu pangleyakan," kata Ngurah Harta merujuk nama desa yang diceritakan di atas. Tak ubahnya sekolah formal, leak juga terdiri atas berbagai tingkatan.
Yang dibedakan atas kemampuannya bersalin rupa dan menyebarkan bencana penyakit atau guna-guna.
Pada tingkat rendah, hanya bisa berubah menjadi satwa, dan biasanya berwarna putih. Binatang hasil perubahan ini disebut kadaden (jejadian).
Tingkat itu disebut pamuronan (dari kata buron yang berarti hewan).