Simpang Ring Banjar

Pura Sang Hyang Celeng, Tempat Raja Buleleng Memohon Kekuatan

Tempat Raja Buleleng Memohon Kekuatan Pura Sang Hyang Celeng Dibangun Sejak Zaman Pra Hindu

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Pura Sang Hyang Celeng yang terletak di Banjar Kangin Teben, Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan yang diyakini sakral 

Tak hanya memotong kepala Babi.

Belanda juga menghancurkan patung Lingga Yoni.

Selanjutnya patung tersebut dikubur di areal Pura Sang Hyang Celeng.

“Lalu, penggalan patung kepala babi itulah yang konon dibuang di salah satu Masjid di Singaraja. Tujuannya adalah untuk mengadu domba antara umat Islam dengan Umat Hindu di Singaraja agar dukungan terhadap Anak Agung Patih Jelantik bisa terpecah belah dalam melawan Belanda,” tuturnya.

Sejak dipotong oleh pasukan Belanda, patung Babi tersebut tidak memiliki kepala.

Sekitar tahun 1996 barulah dilakukan pemugaran.

Proses pemugaran dilakukan dengan membuat kembali patung Babi atau Waraha.

Sedangkan, Lingga Yoni tersebut ditemukan oleh masyarakat saat melakukan pemugaran.

“Nah setelah pemugaran selesai dilakukan, barulah diadakan upacara melaspas. Hingga kini pura tersebut masih kokoh berdiri,” imbuhnya.

Menariknya, Pura Sang Hyang Celeng ini juga sangat erat kaitannya dengan Tumpek Uye.

Krama Menyali melakukan persembahan sesajen saat hari raya Tumpek Kandang (Tumpek Uye, Red).

Tujuannya untuk memohon tirta yang nantinya dipercikkan kepada hewan peliharaan, seperti babi, sapi, unggas dan hewan peliharaan lainnya.

“Tujuannya agar hewan piaraannya sehat dan bisa menghasilkan,” terangnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved