Serba Serbi
Bagi Pasutri! Lontar Rahasya Sanggama Ungkap Ramuan yang Mampu Buat Pasangan Klimaks
Dalam menjaga vitalitas seks agar kuat dan bisa mencapai kepuasan maupun kenikmatan seksual terdapat dalam Lontar Rahasya Sanggama
Penulis: Putu Supartika | Editor: Aloisius H Manggol
Begitulah pemaparan dari narasumber, IG. Agung Jaya Suryawan dalam seminar regional yang dilaksanakan oleh HMJ Filsafat Timur, IHDN Denpasar, Kamis (5/4/2018) dengan tema Fenomena Seks Pra-Nikah di Bali (Sing Beling, Sing Nganten).
Menurutnya, salah satu lontar yang membahas tentang masalah seks adalah Lontar Rahasya Sanggama.
"Dalam lontar ini ada tiga jenis sanggama (hubungan seks) yang dilakukan oleh seorang suami untuk mengantarkan sang istri menuju puncak kenikmatan, yaitu Angguliprawesa, Purusaprawesa, Jihwaprawesa," kata Suryawan.
Angguliprawesa merupakan hubungan seks dengan menggunakan jari tangan.
Penggunaan jari tangan dimaksudkan untuk membuat pihak istri atau perempuan cepat terangsang.
Salah satu organ orgasme penting wanita dalam ajaran lontar Rahasya Sanggama dikenal dengan istilah mutra wiwara yang dalam istilah kedokteran disebut klitoris luar.
Disamping organ tersebut ada juga nari wisesa atau yang lebih dikenal dengan G-spot.
Menurut Suryawan dorongan seksual wanita umumnya meningkat pada usia antara 30 - 40 tahun dan orgasme dapat dicapai sampai pada usia lanjut.
"Purusasaprawesa adalah hubungan seks dengan menggunakan penis," kata Suryawan.
Sedangkan jihwaprawesa merupakan sanggama yang dilakukan dengan menggunakan lidah.
Sanggama seperti ini juga disebut hubungan '69'.
Lebih lanjut, menurutnya dalam teks Resi Sambina diungkapkan secara gamblang mengenai jihwaprawesa ini;
"Pangasparsan nira irikang anguli, ilat kunang, lambe, purusa kunang, yatna ta sira, isedang niang kasparsa, ikang nari mungguh ri tengahning windu, magrah teka sandining awak nikang stri, wus nian mangkana, atianta murca ta ya de nira sang maha widagda."
Artinya jilatan lidah, bibir, juga kemaluan, hendaknya diperhatikan dengan baik gerak-gerik istri saat diraba daerah-daerah sensitifnya itu.
Setelah itu si wanita berada dalam lingkaran asmara dan hasrat seksnya yang membara, barulah Sang Maha Widagda melalukan tindakan seks yang akan mengantarkan si istri pada puncak kenikmatannya yang diistilahkan dengan murca. (*)