Simpang Ring Banjar

Banjar Dukuh Jadi Pusat Menuntut Ilmu di Zaman Kerajaan

Pada masa pemerintahan kerajaan Taman Bali, Banjar Dukuh ternyata dijadikan pusat menuntut ilmu atau pasraman

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN BALI/MUHAMMAD FREDEY MERCURY
Pura Taman Alit sebagai tempat penyimpanan Sarkofagus yang mengeluarkan air. Wayan Sudiawan menunjukkan bak pemantauan yang dipercaya mampu memantau kondisi air di tiga wilayah. Wayan Sudiawan tunjukkan sarkofagus di Banjar Dukuh, Jumat (20/4/2018). 

Benda lain seperti tombak, keris, hingga permata pun demikian.

Ia menunjukkan sebuah tombak yang disimpan di Pura Puseh, tombak berwarna hitam tersebut ditemukan mendadak saat pembangunan salah satu bangunan pura.

Begitupun dengan bak penampungan air yang terbuat dari batu, ditemukan saat warga tengah mencangkul.

Terkait bak penampungan air ini, dikatakan menjadi pemantauan dari seorang pandita akan kondisi perairan di tiga tempat yakni di wilayah Taman Bali tepatnya di Taman Armada Raja, di Pura Langgar, serta di Tegal Wangi, Klungkung.

“Menurut tetua sekitar, jika air dari bak tersebut surut maka kondisi air di tiga tempat itu juga surut. Saya dan teman-teman sempat membuktikan sendiri karena tidak mau dibohongi. Benar saat kondisi tengah panas, air di bak pemantauan penuh, di tiga tempat itu juga demikian. Sebaliknya saat hujan deras, air disana justru surut, dan memang air di tiga tempat juga surut,” ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved